Kamis, 06 Desember 2012

PTK PLB 01 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMETAAN PANCA INDERA BAGI SISWA TUNARUNGU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMETAAN PANCA INDERA BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS D III SDLBN SAMBIROTO, PADAS, NGAWI

ABSTRAK

Menulis sangat penting bagi anak tunarungu, karena merupakan prasarat bagi upaya belajar berbagai mata pelajaran lainnya. Siswa tunarungu kelas III B SDLBN Sambiroto Kecamatan Padas dalam pembelajaran menulis diharapkan dapat menulis karangan dengan topik yang sederhana dengan ejaan siswa yang merniliki kosakata terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Dengan Strategi Pernetaan Panca.lndera Bagi Siswa Tunarungu Kelas D III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi.
Desain penelitian menggunakan "Penelitian Tindakan Kelas" dan yang menjadi subyek atau populasi penelitian adalah siswa tunarungu kelas III B di SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi yang berjurnlah 5 anak.
Metode penelitian ini menggunakan Pendekatan Penelitian Tindakan kelas dengan jenis deskriptif kualitatif. Dengan tenik pengumpulan data observasi, dokumentasi dan catatan di lapangan.
Teknik analisa data adalah reduksi data penyajian data dan penyimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan strategi pemetaan panca indera dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pernetaan panca indera merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu D III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi, dengan pemetaan panca indera siswa dapat memanfaatkan indera visual dan indera lainnya untuk mengungkapkan ide dan gagasannya.

Kata Kunci : Manulis Deskripsi, Pernetaan Panca Indera.

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Menulis bukan hanya menyalin, tetapi juga mengekspresikan pikiran, kehendak dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulis. Menulis sangat penting bagi siswa tuna rungu karena merupakan persyaratan bagi upaya belajar berbagai mata pelajaran lainnya. Bagi siswa tunarungu dituntut agar mampu mengungkapkan/ mengekspresikan pikiran, kehendak dan perasaannya melalui pemahaman lambang-lambang yang inengandung arti atau makna.
Secara konkret tuntutan kemampuan menulis siswa tunarungu tercermin dalam KTSP (Kurikulurn Tingkat Pendidikan) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia diambil tema kegernaran dengan SK (Standar Dasar) menulis dengan menampilkan karangan dan puisi dan KD (Kompetensi Dasar) menulis karangan tentang berbagai topik sederhana dengan penggunaan ejaan yang tepat (Depdiknas, 2006 : 88). Ini berarti untuk siswa tunarungu kelas III SDLBN Sambiroto Kec. Padas dalam pembelajaran menulis diharapkan dapat menulis karangan dengan topik yang sederhana dengan ejaan yang tepat atau mendeskripsikan satu topik dengan penulisan tanda baca yang tepat.
Kenyataan di lapangan ternpat penelitian ini dilaksanakan menunjukkan bahwa dalam hal menulis target yang dapat dicapai 60%, berkaitan dengan pembelajaran menulis, kemampuan menulis siswa tunarungu nampak rendah. Terbukti dengan hasil analisis karangan siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi kosakata terbatas, kesesuaian antara ide dan gagasan masih belum sesuai, penggunaan tanda baca kurang dipahami, dalam mengembangkan karangan deskripsi sederhana siswa mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat.
Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor baik yang berasal dari siswa dan guru. Adapun faktor yang berasal dari siswa karena kosakatanya terbatas, sulit mengungkapkan ide dan kata yang abstrak, sehingga siswa mengalami kesulitan maupun tertulis. Adapun faktor dari guru karena penggunaan metode clan media pembelajaran yang kurang tepat.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas dapat diterapkan pembelajaran menulis deskripsi dengan pengembangan model pemetaan panca indera.
Pemetaan/ pengklutseran adalah salah satu strategi dalam membantu siswa memulai menulis. Tompkins 1994 (dalam Purbaningrurn clan Yuliat, 2006:13) menawarkan empat bentuk klutser yaitu : klutser cerita, klutser enam kata tanya, klutser laporan (reportase) dan klutser panca indera. Dari keempat klutser ini dipilih klutser panca indera karena lebih mudah clan efisien pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam hat menulis. Dalam teknik khitser panca indera siswa dituntut mengumpulkan informasi melalui pernanfaatan indera, baik indera penglihatan, pendengaran, penciurnan, peraba clan perasa/ pengecap.
Dengan teknik klutser panca indera ini siswa tunarungu belajar mengenal, memahami, mendefinisikan dan mendeskripsikan ciri-ciri suatu benda dengan menggunakan indera lain yang masih berfungsi selain indera pendengarannya. Sehingga siswa memiliki pengalaman belajar tentang sesuatu benda yang dapat dilihat, dicium, diraba, dan dirasakan, sehingga dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan sesuai dengan ide dan gagasannya.
Adapun manfaat pengklutseran adalah untuk mengungkapkan sebanyak mungkin hubungan antara ide dalam topik, dan fungsinya adalah lebih menyenangkan, bermakna dan bermanfaat bagi siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Dengan Strategi Pemetaan Panca Indera Bagi Siswa Tunarungu Kelas D[II SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu : Apakah ada peningkatan keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu kelas D III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi dengan strategi pemetaan panca indera tersebut.
C.    Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu kelas III di SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi, sebelurn menggunakan strategi pemetaan panca indera.
2.      Mengetahui keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu kelas III di SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi setelah menggunakan strategi pemetaan panca indera.
3.      Mengetahui peningkatan keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu kelas III di SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi dengan strategi pemetaan panca indera.

D.    Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah :
"Melalui strategi pernetaan panca indera keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu kelas D III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi".

E.     Manfaat Penulisan
1.        Siswa akan lebih mernaharni, mengenal dan mendefinisikan dalam mendeskripsikan suatu benda dengan menggunakan indera lain yang masih berfungsi selain indera pendengaran.
2.        Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk mernilih strategi dalam meningkatakan proses pembelajaran di kelas.
3.        Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas sekolah.
4.        Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.


F.      Penjelasan Istilah, Asumsi, Keterbatasan
1.      Penjelasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang salah maka dijelaskan istilah terkait penelitian sebagai berikut :
a.       Peningkatan keterampilan menulis deskripsi adalah proses dan hasil belajar menulis deskripsi setelah ditetapkan strategi pemetaan panca indera.
b.      Pemetaan panca indera
Pengklutseran/ pemetaan merupakan salah satu strategi dalam membantu siswa tunarungu memulai menulis dengan cara lnenggali ide-ide menulis siswa dengan tanya jawab, kemudian jawaban siswa ditata dalam dalam bentuk klutser atau disusun dalam bentuk lingkaran dan cabang-cabang dihubungkan dengan garis.
Dalam penelitian yang dimaksud pemetaan panca indera adalah menernu kenali hal-hal yang diketahui dengan pengamatan panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan peraga) pada materi buah dan minuman yang ada dalam materi intervensi.
c.       Siswa tunarungu
Anak tunarungu adalah anak yang mengalarni kekurang kemampuan mendengar, sehingga menyebabkan indera visual dan indera lainnya yang masih berfungsi dapat digunakan secara optimal untuk membantu dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis. Dalam penelitian ini anak tunarungu adalah anak yang memiliki taraf ketunarunguan berat, berinteraksi rata-rata clan di bawah normal clan di kelas III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi.
2.      Asumsi
Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.
a.       Ketunarunguan dapat menyebabkan hambatan dalam perkembangan bahasa bila tidak dilakukan intervensi.
b.      Pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dapat mengeektifkan pembelajaran siswa.
3.      Keterbatasan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas, masalah yang diteliti mempunyai keterbatasan sebagai berikut :
a.       Subyek yang diteliti adalah siswa tunarungu kelas D III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi dengan karakteristik usia siswa 11-13 tahun clan berintelegensi normal.
b.      Penelitian terfokus pada keterampilan menulis deskripsi buah clan minuman.
c.       Strategi dalam penelitian menggunakan pemetaan, panca indera dengan tahap aktivitas pra menulis, aktivitas saat menulis, aktivitas pasca menulis.
d.      Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat kali perternuan, tiap pertemuan 75 menit.
e.       Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta Rineka cipta.
Anggoro, Toha. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung : Irarna Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Bunawan, Lani dan Cecilia Sy. 2000. Penguasaan Bahasa Anak 2'unarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rarna.
De Porter, Bobbi dan Miki Hernareki. 2002. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan oleh alwiyah Abdurrahman. Bandung : Kaifa.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta : BNSP.
Depdiknas. 2006. Keterampilan Kompensatoris Bagi Anak Dengan Gangguan Penglihatan (Tunanetra) danF Gangguan Pendengaran (Tunarungu). Jakarta Direktor Pernbinaan Sekolah Luar Biasa.
Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nurhayati. 1992. Pengantar Orthopaedagogh, SGPLB. Surabaya.
Purbaningrum, Endang dan Yuliati. 2006. Pengaruh Pembelajaran Menulis Proses Terhadap Perfomansi Menulis Siswa Tunarungu. Surabaya.
Purwanto Ngalim. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya. Salim Mufti. 1984. OrtopedagogikAnak Tunarungu. Jakarta : Depdikbud.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Untuk mendapatkan file lengkap (Ms.Word/pdf) 
hubungi : 0857 2891 6006

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 komentar:

Posting Komentar

DOWNLOAD

KATALOG PTK TK
Download
KATALOG PTK SD
Download
KATALOG PTK SMP
Download
KATALOG PTK SMA
Download
KATALOG PTS
Download
Bikin PTK/PTS

Download form penyusunan PTK/PTS

Download

Start Work With Me

Kontak langsung via WA


Penelitian Tindakan Kelas
  • PTK SD
  • Penelitian Tindakan Kelas SD/MI

  • PTK SMP
  • Penelitian Tindakan Kelas SMP/MTs

  • PTK SMA
  • Penelitian Tindakan Kelas SMA/MA/SMK


    Experience
    Lead Developer

    State Art company

    UI/UX Developer

    Design Corporation

    Front-End Developer

    Creative Design Studio


    My Skills
    Penyusunan PTK
    Penyusunan PTS
    Contoh PTK
    Contoh PTS
    Contact Us
    Jasa Pintar
    0857 2891 6006 (WA Only)
    Surakarta, Jawa Tengah
    Hubungi kami melalui form ini (Mohon lengkapi dengan alamat email dan nomor WA)

    Blog Archive