PTK PLB 01 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMETAAN PANCA INDERA BAGI SISWA TUNARUNGU
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMETAAN PANCA INDERA BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS D
III SDLBN SAMBIROTO, PADAS, NGAWI
ABSTRAK
Menulis sangat penting bagi anak tunarungu, karena merupakan prasarat
bagi upaya belajar berbagai mata pelajaran lainnya. Siswa tunarungu kelas III B
SDLBN Sambiroto Kecamatan Padas dalam pembelajaran menulis diharapkan dapat
menulis karangan dengan topik yang sederhana dengan ejaan siswa yang merniliki
kosakata terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Keterampilan
Menulis Deskripsi Dengan Strategi Pernetaan Panca.lndera Bagi Siswa
Tunarungu Kelas D III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi.
Desain penelitian menggunakan "Penelitian Tindakan Kelas" dan
yang menjadi subyek atau populasi penelitian adalah siswa tunarungu kelas III B
di SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi yang berjurnlah 5 anak.
Metode penelitian ini menggunakan Pendekatan Penelitian Tindakan kelas
dengan jenis deskriptif kualitatif. Dengan tenik pengumpulan data observasi,
dokumentasi dan catatan di lapangan.
Teknik analisa data adalah reduksi data penyajian data dan penyimpulan
data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan strategi pemetaan panca indera
dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pernetaan panca indera
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu D III SDLBN
Sambiroto, Padas, Ngawi, dengan pemetaan panca indera siswa dapat memanfaatkan
indera visual dan indera lainnya untuk mengungkapkan ide dan gagasannya.
Kata Kunci
: Manulis Deskripsi, Pernetaan Panca Indera.
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Menulis bukan hanya
menyalin, tetapi juga mengekspresikan pikiran, kehendak dan perasaan ke dalam
lambang-lambang tulis. Menulis sangat penting bagi siswa tuna rungu karena
merupakan persyaratan bagi upaya belajar berbagai mata pelajaran lainnya. Bagi
siswa tunarungu dituntut agar mampu mengungkapkan/ mengekspresikan pikiran,
kehendak dan perasaannya melalui pemahaman lambang-lambang yang inengandung
arti atau makna.
Secara konkret
tuntutan kemampuan menulis siswa tunarungu tercermin dalam KTSP (Kurikulurn
Tingkat Pendidikan) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia diambil tema kegernaran
dengan SK (Standar Dasar) menulis dengan menampilkan karangan dan puisi dan KD
(Kompetensi Dasar) menulis karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
penggunaan ejaan yang tepat (Depdiknas, 2006 : 88). Ini berarti untuk siswa
tunarungu kelas III SDLBN Sambiroto Kec. Padas dalam pembelajaran menulis
diharapkan dapat menulis karangan dengan topik yang sederhana dengan ejaan yang
tepat atau mendeskripsikan satu topik dengan penulisan tanda baca yang tepat.
Kenyataan di
lapangan ternpat penelitian ini dilaksanakan menunjukkan bahwa dalam hal
menulis target yang dapat dicapai 60%, berkaitan dengan pembelajaran menulis,
kemampuan menulis siswa tunarungu nampak rendah. Terbukti dengan hasil analisis
karangan siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi kosakata terbatas, kesesuaian
antara ide dan gagasan masih belum sesuai, penggunaan tanda baca kurang
dipahami, dalam mengembangkan karangan deskripsi sederhana siswa mengalami
kesulitan dalam menyusun kalimat.
Hal tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor baik yang berasal dari siswa dan guru. Adapun
faktor yang berasal dari siswa karena kosakatanya terbatas, sulit mengungkapkan
ide dan kata yang abstrak, sehingga siswa mengalami kesulitan maupun tertulis.
Adapun faktor dari guru karena penggunaan metode clan media pembelajaran yang
kurang tepat.
Untuk mengatasi
permasalahan tersebut di atas dapat diterapkan pembelajaran menulis deskripsi
dengan pengembangan model pemetaan panca indera.
Pemetaan/
pengklutseran adalah salah satu strategi dalam membantu siswa memulai menulis.
Tompkins 1994 (dalam Purbaningrurn clan Yuliat, 2006:13) menawarkan empat
bentuk klutser yaitu : klutser cerita, klutser enam kata tanya, klutser laporan
(reportase) dan klutser panca indera. Dari keempat klutser ini dipilih klutser
panca indera karena lebih mudah clan efisien pelaksanaan pembelajaran khususnya
dalam hat menulis. Dalam teknik khitser panca indera siswa dituntut
mengumpulkan informasi melalui pernanfaatan indera, baik indera penglihatan,
pendengaran, penciurnan, peraba clan perasa/ pengecap.
Dengan teknik
klutser panca indera ini siswa tunarungu belajar mengenal, memahami,
mendefinisikan dan mendeskripsikan ciri-ciri suatu benda dengan menggunakan
indera lain yang masih berfungsi selain indera pendengarannya. Sehingga siswa
memiliki pengalaman belajar tentang sesuatu benda yang dapat dilihat, dicium,
diraba, dan dirasakan, sehingga dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan sesuai
dengan ide dan gagasannya.
Adapun manfaat
pengklutseran adalah untuk mengungkapkan sebanyak mungkin hubungan antara ide dalam
topik, dan fungsinya adalah lebih menyenangkan, bermakna dan bermanfaat bagi
siswa.
Berdasarkan uraian
di atas maka perlu dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul
Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Dengan Strategi Pemetaan Panca
Indera Bagi Siswa Tunarungu Kelas D[II SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas
maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu : Apakah ada peningkatan keterampilan
menulis deskripsi siswa tunarungu kelas D III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi
dengan strategi pemetaan panca indera tersebut.
C.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui keterampilan menulis deskripsi siswa
tunarungu kelas III di SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi, sebelurn menggunakan
strategi pemetaan panca indera.
2.
Mengetahui keterampilan menulis deskripsi siswa
tunarungu kelas III di SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi setelah menggunakan
strategi pemetaan panca indera.
3.
Mengetahui peningkatan keterampilan menulis deskripsi
siswa tunarungu kelas III di SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi dengan strategi
pemetaan panca indera.
D.
Hipotesis
Dalam
penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah :
"Melalui
strategi pernetaan panca indera keterampilan menulis deskripsi siswa tunarungu
kelas D III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi".
E.
Manfaat Penulisan
1.
Siswa akan lebih mernaharni, mengenal dan
mendefinisikan dalam mendeskripsikan suatu benda dengan menggunakan indera lain
yang masih berfungsi selain indera pendengaran.
2.
Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
masukan untuk mernilih strategi dalam meningkatakan proses pembelajaran di
kelas.
3.
Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas sekolah.
4.
Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dijadikan
acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
F.
Penjelasan Istilah, Asumsi, Keterbatasan
1. Penjelasan
Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang salah maka
dijelaskan istilah terkait penelitian sebagai berikut :
a.
Peningkatan keterampilan menulis deskripsi adalah
proses dan hasil belajar menulis deskripsi setelah ditetapkan strategi pemetaan
panca indera.
b.
Pemetaan panca indera
Pengklutseran/ pemetaan merupakan salah satu strategi
dalam membantu siswa tunarungu memulai menulis dengan cara lnenggali ide-ide
menulis siswa dengan tanya jawab, kemudian jawaban siswa ditata dalam dalam
bentuk klutser atau disusun dalam bentuk lingkaran dan cabang-cabang
dihubungkan dengan garis.
Dalam penelitian yang dimaksud pemetaan panca indera
adalah menernu kenali hal-hal yang diketahui dengan pengamatan panca indera
(penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan peraga) pada materi buah dan
minuman yang ada dalam materi intervensi.
c.
Siswa tunarungu
Anak tunarungu adalah anak yang mengalarni kekurang
kemampuan mendengar, sehingga menyebabkan indera visual dan indera lainnya yang
masih berfungsi dapat digunakan secara optimal untuk membantu dalam
berkomunikasi baik lisan maupun tertulis. Dalam penelitian ini anak tunarungu
adalah anak yang memiliki taraf ketunarunguan berat, berinteraksi rata-rata
clan di bawah normal clan di kelas III SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi.
2. Asumsi
Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.
a.
Ketunarunguan dapat menyebabkan hambatan dalam
perkembangan bahasa bila tidak dilakukan intervensi.
b.
Pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dapat
mengeektifkan pembelajaran siswa.
3. Keterbatasan
Masalah
Agar permasalahan tidak meluas, masalah yang diteliti
mempunyai keterbatasan sebagai berikut :
a.
Subyek yang diteliti adalah siswa tunarungu kelas D III
SDLBN Sambiroto, Padas, Ngawi dengan karakteristik usia siswa 11-13 tahun clan
berintelegensi normal.
b.
Penelitian terfokus pada keterampilan menulis deskripsi
buah clan minuman.
c.
Strategi dalam penelitian menggunakan pemetaan, panca
indera dengan tahap aktivitas pra menulis, aktivitas saat menulis, aktivitas
pasca menulis.
d.
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus
terdiri dari empat kali perternuan, tiap pertemuan 75 menit.
e.
Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurrahman,
Mulyono. 2003.
Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta Rineka cipta.
Anggoro, Toha. 2007.
Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka.
Aqib, Zainal. 2006.
Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung : Irarna Widya.
Arikunto,
Suharsimi. 2003.
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Bunawan, Lani dan
Cecilia Sy. 2000.
Penguasaan Bahasa Anak 2'unarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rarna.
De Porter, Bobbi
dan Miki Hernareki. 2002. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Terjemahan oleh alwiyah Abdurrahman. Bandung : Kaifa.
Depdiknas. 2006.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta : BNSP.
Depdiknas. 2006.
Keterampilan Kompensatoris Bagi Anak Dengan Gangguan Penglihatan (Tunanetra)
danF Gangguan Pendengaran (Tunarungu). Jakarta Direktor Pernbinaan
Sekolah Luar Biasa.
Moleong. 2005.
Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nurhayati. 1992.
Pengantar Orthopaedagogh, SGPLB. Surabaya.
Purbaningrum,
Endang dan Yuliati. 2006. Pengaruh Pembelajaran Menulis Proses Terhadap
Perfomansi Menulis Siswa Tunarungu. Surabaya.
Purwanto Ngalim. 2008.
Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya. Salim Mufti. 1984.
OrtopedagogikAnak Tunarungu. Jakarta : Depdikbud.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta
Untuk mendapatkan file
lengkap (Ms.Word/pdf)
hubungi : 0857
2891 6006
0 komentar:
Posting Komentar