PTK SMA 071 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN METODE RESITASI MELALUI BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (STUDENT WORK SHEET) PADA SISWA KELAS XI IPS SMA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
DENGAN METODE RESITASI MELALUI BAHAN AJAR
LEMBAR KERJA SISWA (STUDENT WORK SHEET) PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1
KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu
tergolong masih rendah. Hal tersebut diantaranya disebabkan model pembelajaran
yang selama ini diterapkan kurang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa. Pembelajaran akuntansi di SMA jika hanya disampaikan melalui
ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan membosankan. Dalam hal ini
diperlukan oleh seorang guru untuk mempertimbangkan model pembelajaran lain
yang efektif dan tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dicobakan melalui penelitian ini adalah
metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work
Sheet).
Pada
dasarnya LKS sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru
agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya
sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui
pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang
ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan
selanjutnya dituangkan secara penuh dalam tugas-tugasnya.
Rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana
aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode resitasi (pemberian tugas)
melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet) ? (2) Apakah pembelajaran
dengan metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student
Work Sheet) dapat meningkatkan prestasi belajar Akuntansi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Krangkeng
Kabupaten Indramayu ?. Tujuan penelitian ini (1) Ingin mengetahui aktivitas
siswa dalam pembelajaran dengan memakai metode resitasi (pemberian tugas)
melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet). (2) Ingin mengetahui pengaruh
metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work
Sheet) terhadap prestasi belajar Akuntansi pada siswa SMA Negeri 1 Krangkeng
Kabupaten Indramayu.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang ditempuh
dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan dalam setiap siklus dilakukan
dengan cara peneliti memberikan tugas berupa penyelesaian suatu permasalahan
secara berkelompok, dimana setiap kelompok punya tugas masing-masing, Adapun
yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Krangkeng
Kabupaten Indramayu.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode
resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet),
kemampuan siswa dalam menyampaikan materi di depan kelas dan belajar mandiri di
rumah dapat ditingkatkan. Selain itu siswa menjadi lebih berani mengemukakan
pendapat dan dapat menerapkan ilmu Akuntansi dalam kehidupan bermasyarakat.
Variasi penerapan model pembelajaran ini dapat juga menghindari kebosanan siswa
dalam mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan dari 66% menjadi 85,5 %. Berdasarkan penelitian bahwa
prestasi belajar akuntansi yang diperoleh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Krangkeng
Kabupaten Indramayu nilai rata-ratanya meningkat pada siklus I yaitu 69 menjadi
berkisar 85,5 pada siklus II.
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode resitasi (pemberian
tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work Sheet) yang diterapkan guru
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena itu peneliti menyarankan agar
metode resitasi (pemberian tugas) melalui lembar kerja siswa (Student Work
Sheet) disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran
akuntansi di sekolah.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses
upaya yang dilakukan secara sadar dan
sengaja untuk meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari
keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata
pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam pembentukan peserta didik
agar menjadi aset bangsa yang diharapkan, supaya menjadi manusia yang
produktif. Hal ini sesuai tujuan pendidikan nasional yang telah diterapkan pada Undang-undang RI
No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu:
"Pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa bertanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan".
Salah satu untuk mewujudkan tujuan
Pendidikan Nasional adalah adanya proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
belajar yang melahirkan unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran menurut istilah psikologi
menyangkut segi pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman sensoris atau
indrawi (Oong Komar, 2006:
I5)
Oleh karena itu,pendidikan selalu
berusaha menempatkan manusia sesuai dengan proporsi dan hakekat
kemanusiaannya.Hampir semua kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, kegemaran,
sikap dan kebiasaan manusia terbentuk dan berkembang karena belajar.
Menurut Witherington dalam buku Educational
Pshycologi, dan
dikutip oleh M. Ngalim Purwanto dalam bukunya "Psikologi Pendidikan"
mengemukakan " Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berkecakapan,
sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian".
Belajar sebagai proses atau
aktivitas, disyaratkan oleh banyak faktor, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar itu, menurut Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikan (2006 ; 102) adalah :
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu
sendiri yang kita sebut faktor individual.
b. Faktor yang ada diluar individu yang kita
sebut faktor sosial.
Yang termasuk kedalam faktor individual
antara lain: faktor kematangan, pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan
faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain: faktor
keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang
dipergunakan dalam belajar dan mengajar, lingkungan dan kesempatan yang
tersedia, dan motivasi sosial.
Dalam proses belajar mengajar.
keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu
diperhatikan oleh pakar pendidik sehingga proses belajar mengajar yang ditempuh
akan benar-benar mendapatkan hasil yang optimal. Pendidik hanyalah merangsang
keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan
mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai dengan kemauan, kemampuan,
bakat dan latar belakang masing-masing. Karena belajar adalah suatu proses
dimana peserta didik harus aktif. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua
anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, daya serap anak
didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang
cepat.ada yang sedang dan ada yang lambat. Terhadap perbedaan daya siswa
sebagaimana kenyataan diatas, diperlukan strategi dan metode pengajaran yang
tepat.
Menurut (Syaiful Bahri Djamarah dkk, 2002; 93) ada banyak macam metode
yaitu:
1. Metode proyek
2. Metode Eksperimen
3. Metode Penberian Tugas ( resitasi)
4. Metode Diskusi
5. Metode Sosiodrama
6. Metode Demonstrasi
7. Metode Problem solvimg
8. Metode Karya wisata
9. Metode Tanya jawab
10. Metode Latihan
11. Metode Ceramah
Dengan menggunakan banyak metode
ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai
pendengar saja. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin akan berlangsung dengan baik.
Suatu metode dalam
pembelajaran.atau istilah yang digunakan dalam teori pendidikan bertujuan untuk
dapat meningkatkan prestasi belajar serta terciptanya proses belajar mengajar
yang efektif dan efisien serta banyak mengandung makna, sehingga proses belajar
mengajar mengalami perubahan menjadi proses pembelajaran. Hal itu dimaksudkan
untuk lebih memberikan bobot serta makna yang dalam agar siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran serta berdampak pada perubahan tingkah laku baik menyangkut
unsur kognitif, efektif maupun psikomotor.
Menurut James B. Brow (
Suryobroto, 1977 :3 ), mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain
dapat menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan
mempersiapkan serta mengevaluasi kegiatan siswa. Oleh karena itu setiap
pengajar atau Guru harus dapat memilih suatu metode pengajaran yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi dan materi pelajaran yang diajarkan.
Metode mengajar yang tepat haruslah
memperhatikan kemauan, dorongan, minat, potensi dan kemampuan siswa daiam
melakukan suatu kegiatan dalam suatu proses pengajaran.
Salah satu contoh kondisi
pembelairan yang seringkali disajikan guru dalam pembelajaran Akuntansi dinilai
masih belum tepat sasaran dan bahkan cenderung penerapannya masih dibatasi
dengan konteks buku tertentu saja.Dari kecerabohan pembelajaran tersebut
mengakibatkan timbulnya verbalitas serta kurang berkembangnya wawasan maupun
pengetahuan pada siswa itu sendiri.
Menurut Saepul Bahri (1977:119)
menyatakan bahwa, Suatu Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil
apabila guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Oleh
karena inilah suatu proses belalar mengajar tentang suatu bahan atau materi
pelajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator maupun tujuan pembelajaran dari materi tersebut.
Penelitian ini bermula dari
pengamatan dan penilaian penulis pada mata pelajaran Akuntansi yang sangat
rendah dan proses belajarnya yang dilakukan secara verbal dan dominasi metode
ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa guru masih belum memanfaatkan secara
maksimal berbagai metode yang tepat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Karena itu peneliti mencoba melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil
belajar siswa melalui metode pemberian tugas ( resitasi ) dengan menggunakan
bahan ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet).
Metode Pemberian tugas merupakan
cara penyajian bahan pelajaran. Pada metode ini guru memberikan seperangkat
tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara
kelompok dengan menggunakan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa ( LKS ).
Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas.Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis.Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari
suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Dalam keberhasilan pendidikan di
SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten lndramayu merupakan harapan bagi setiap orang
tua, pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Keberhasilan siswa sangat
diharapkan mengingat mereka merupakan generasi yang akan menentukan pembangunan
bangsa di masa mendatang. Proses pendidikan siswa disekolah pada intinya adalah
melaksanakan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).Dalam pendidikan, setiap
siswa memiliki kemampuan yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang
lainnya dalam mengikuti proses kegiatan belajar rnengajar. Sehuhungan dengan
hal itu terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa
dalam belajar antara lain adanya faktor intern dan ekstern.
Faktor intern merupakan faktor
yang datang dari dalam individu siswa yang bersangkutan diantaranya, kemampuan,
kematangan, kecerdasan, bakat dan minat yang dimiliki siswa. Sementara faktor
ekstern adalah faktor yang datangnya dari luar diri siswa dalam proses belajar
mengajar misalnya pengaruh lingkungan, pergaulan maupun iklim dan letak
geografis.
Siswa yang lebih matang dapat
memiliki prestasi kecerdasan tertentu, didukung oleh bakat dan minat yang
sangat tinggi cenderung lebih berhasil menangkap dan menjabarkan berbagai
konsep dan mengetahui yang diterimanya. Sehubungan denga hal tersebut H.
Gunawan Undang dkk ( 1998:16) mengemukakan : Dalam proses belajar mengajar,
guru hendaknya menggunakan metode, yang dewasa ini digalakan mengajar Child pendekatan humanistic, pendekatan CBSA, pendekatan multimedia dan menggunakan belajar kelompok.
Prestasi belajar yang dicapai
merupakan salah satu tolak ukur yang mengembangkan tinggi rendahnya tingkat
keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.Sering kita jumpai
di masyarakat, bahwa prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Akuntansi
masih rendah.Akuntansi sebagai salah satu bagian dalam bidang studi ilmu
pengetahuan sosial diperlukan oleh setiap orang sebagai sarana untuk perfikir.
Akuntansi merupakan salah satu
mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, karena kurangnya pengaitan
ilmu-ilmu yang lain dapat menyebabkan pelajaran akuntansi itu kering, kurang
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sukar dan semacamnya. Salah satu
penyebabnya adalah karena dalam memahami akuntansi dibutuhkan penalaran tinggi.
Piaget (Pasaribu, 2001;3
mengemukakan bahwa berdasarkan pola penalaran yang dibutuhkan, maka konsep
terbagi menjadi dua golongan yaitu konsep konkrit dan konsep formal. Konsep
konkrit adalah konsep yang diturunkan dari hasil pengamatan langsung dan
menggunakan penalaran konkrit, sedangkan konsep formal adalah konsep yang bukan
merupakan basil pengamatan dan untuk memahaminya dibutuhkan pola penalaran formal.
Dalam teorinya Piaget juga menyatakan bahwa perkembangan intelektualitas,
seseorang mengalami beberapa tingkatan sesuai dengan usianya antara lain Siswa
SMA dengan usia 14-16 tahun pada umumnya berada pada tingkat perkemkembangan
operasional formal. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu berpikir mn memahami
konsep-konsep abstrak tanpa pertolongan benda atau praktek secara langsung.
Bagi sebagian Siswa SMA bukanlah
suatu hal yang mudah untuk memahami suatu konsep yang abstrak, khususnya
konsep-konsep dalam mata pelajaran Akuntansi.
Kenyataannya di lapangan mengisyaratkan bahwa prestasi belajar Akuntansi Siswa
di negara kita khususnya Jawa Barat pada umumnya masih rendah.Berdasarkan
kenyataan diatas, maka diperlukan usaha-usaha yang yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa SMA dalam Pelajaran Akuntansi.Salah satunya yaitu dengan
mengembangkan metode yang tepat dalam pembelajaran akuntansi, agar siswa mudah
memahami akuntansi dengan benar dan cepat. (Mulyasa, 2005 : 99), sebuah
pendekatan dan metode yang dapat membantu memahami konsep-konsep abstrak
tersebut dengan suatu konsep konkrit yang mirip atau sejenis dengan konsep
abstrak yang sedang dipelajari. Pendekatan tersebut dinamakan pendekatan
keterampilan proses dan Metode Resitasi.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil
judul penelitian ini Peningkatan Prestasi
Belajar Akuntansi dengan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa
(Student Work Sheet) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten
Indramayu.
B.
Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah
di atas, maka dirumuskan masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana aktivitas siswa dalam
pembelajaran Akuntansi dengan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja
Siswa (Student Work Sheet) ?
2. Apakah pembelajaran dengan Metode Resitasi
Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) dapat meningkatkan
prestasi belajar Akuntansi pada siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Krangkeng
Kabupaten Indramayu ?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul dan rumusan
masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui aktivitas siswa dalam
pembelajaran Akuntansi dengan Metode Resitasi melalui Bahan Ajar Lembar Kerja
Siswa (Student Work Sheet).
2. Mengetahui pengaruh Metode Resitasi Melalui
Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) terhadap prestasi belajar
Akuntansi pada siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu.
D.
Hipotesis Tindakan
Jika dalam pembelajaran akuntansi guru menggunakan
metode resitasi (pemberian tugas) melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) maka Prestasi Belajar
Akuntansi siswa akan meningkat.
E.
Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari
penelitian tentang peningkatan prestasi belajar Akuntansi dengan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja
Siswa (Student Work Sheet) terhadap prestasi belajar Akuntansi pada siswa Kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu adalah :
1. Manfaat Teoritis
Apabila penelitian ini dapat diterima kebenarannya
oleh Guru, Kepala Sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya,
diharapkan dapat menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan
sumbangan informasi yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang
masalah sejenis guna penyempurnaan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat
bagi siswa
Dengan penerapan Metode
Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) diharapkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akutansi dapat meningkat.
b. Manfaat
bagi guru
Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar
Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) dapat
dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran
Akuntansi serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan
prestasi atau hasil belajar Akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed
Belkaoui, 1993, Acconting Theory,ed.
Ke-2, Harcourt Brace Jovanovich, Inc., Terjemahan.Jakarta : Erlangga
Arikunto
Suharsimi., Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Aqib,
Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk: Guru. Bandung : Yrama Widya
Belverd
e. Needlls, 1986. Financial Acconting,
Houghton Mifflin Co.,Jakarta : Erlangga.
Budimansyah,
Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung : PT. Genesindo
Eldon
S. Hendriksen, Accounting Theory, ed.
Ke-5, Richard D. Irwin, terjemahan,Jakarta
: Erlangga
Fajar,
Arnie. 2004. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung : Remaja Rosdakarya
Fess
& Warrn, 1999.AcontingEdisi
ke-19 terjemahan,Jakarta : Erlangga
Hugiono
dan PK. Poerwantana. 1993. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : Rineka Cipta
Munib,
Achmad, dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES
Natawidjaja,
Rochman dan L.J Moleong.1985. Psikologi Pendidikan untuk SPG.Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Poerwadarminta,
WJS. 2002. Kamus Umum bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka
Rusoni
Elin. 2001. Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika.
http://www.depdiknas.go.id. (13 Februari 2007)
Sanjaya,
Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Soedarno,
dkk.1998. Pendidikan Ilmu Sosial.Semarang :
FPIPS IKIP Semarang
Soewarso.
2000. Cara-Cara Penyampaian Pendidikan Sejarah untuk Membangkitkan Minat
Peserta Didik Mempelajari Sejarah Bangsanya. Proyek Pengembangan Guru
Sekolah Menengah: Jakarta
Suharya, Toto. 2007. http://www.duniaguru.com.
(20 Agustus 2007)
Surapranata,
Sumarna dan Muhammad Hatta. 2004. Penilaian Portofolio Implementasi
Kurikulum 2004. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Suryabrata,
Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Tim
Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Reseach). Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tim
Penyusun Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Pengetahuan Sosial SMP dan MTs.Jakarta: Depdiknas
Usman,
Moh. Uzer dan Lilis Setyawati. 1993.Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Wiryohandoyo,
Soedarno, dkk. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial.Semarang :
FPIPS IKIP Semarang
Winkel. 1991. Bimbingan dan
Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta :
Grasindo
Untuk mendapatkan file PTK / Skripsi / Thesis
lengkap
dalam format Ms. Word.
Hubungi : 085728916006
0 komentar:
Posting Komentar