GUDANG PTK PTS

Contoh

image
Hello,

Kami, Jasa Pintar

KAMI MEMBANTU DALAM PENYUSUNAN TUGAS-TUGAS ANDA, KAMI MENYEDIAKAN REFERENSI DAN KAMI SANGAT TIDAK MENDUKUNG PLAGIATISME.

TERIMA KASIH


Penelitian Tindakan Kelas
  • PTK SD
  • Penelitian Tindakan Kelas SD/MI

  • PTK SMP
  • Penelitian Tindakan Kelas SMP/MTs

  • PTK SMA
  • Penelitian Tindakan Kelas SMA/MA/SMK


    Experience
    Lead Developer

    State Art company

    UI/UX Developer

    Design Corporation

    Front-End Developer

    Creative Design Studio


    My Skills
    Penyusunan PTK
    Penyusunan PTS
    Contoh PTK
    Contoh PTS

    764

    Awards Won

    1664

    Happy Customers

    2964

    Projects Done

    1564

    Photos Made

    Layanan Kami

    Contoh PTK

    Menyediakan RATUSAN Judul Contoh Penelitian Tindakan Kelas (SD/SMP/SMA) yang dapat Anda gunakan sebagai bahan referensi

    Contoh PTS

    Menyediakan Judul Contoh Penelitian Tindakan Sekolah (Kepala Sekolah/Pengawas) yang dapat Anda gunakan sebagai bahan referensi

    Bikin PTK/PTS

    Jika Anda tidak menemukan judul yang sesuai pada katalog kami, tentukan sendiri judul PTK/PTS Anda, kami siap membantu dalam penyusunan

    Clean Code

    Fusce quis volutpat porta, ut tincidunt eros est nec diam erat quis volutpat porta

    Photographic

    Fusce quis volutpat porta, ut tincidunt eros est nec diam erat quis volutpat porta

    Unlimited Support

    Fusce quis volutpat porta, ut tincidunt eros est nec diam erat quis volutpat porta

    CONTOH PTK PTS

    PTK SMA 095 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN (PENJASKES) PADA PERMAINAN VOLLEY BALL SISWA KELAS XI A MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING


    PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN (PENJASKES) PADA PERMAINAN VOLLEY BALL SISWA KELAS XI A MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DI SMAN 1  BANTUL

    BAB I
    PENDAHULUAN


    A.      Latar Belakang Masalah
    Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih seperti saat ini, pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia-manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional. Dalam pasal 20 UU tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (UU no 20 tahun 2003).
    Kini semakin disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang sangat penting didalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, daya, jiwa, sosial dan moralitasnya, atau dengan perkataan lain, pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan kehidupan individu dalam pertemuan dan pergaulannya dengan sesama, serta hubungannya dengan Tuhan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan-kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
    Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu siswa, karena siswa merupakan titik pusat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu siswa. Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar siswa, sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh besarnya minat belajar siswa itu sendiri.
    Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini dicoba diwujudkan dalam kurikulum tiap tingkat dan jenis pendidikan, diuraikan dalam bidang studi dan akhirnya dalam tiap pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas.
    Dalam mencapai tujuan pendidikan ini, pemerintah menggagas diberlakukannya kurikulum baru yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. KTSP tersebut memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah.
    Selain itu penggunaan metode pembelajaran yang mengajarkan siswa dalam pemecahan masalah, terutama pemecahan masalah dalam kehidupan sehari- hari masih kurang. Pengembangan metode pembelajaran tersebut sangat perlu dilakukan untuk menjawab kebutuhan keterampilan pemecahan permasalahan yang harus dimiliki oleh siswa. Metode pembelajaran problem based learning atau pemecahan masalah kegunaannya adalah untuk merangsang berfikir dalam situasi masalah yang komplek. Dalam hal ini akan menjawab permasalahan yang menganggap sekolah kurang bisa bermakna dalam kehidupan nyata di masyarakat.
    Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Melalui metode problem based learning diharapkan dapat lebih mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
    Kegiatan pembelajaran di SMAN 1 Bantul masih termasuk tradisional karena kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi, sehingga siswa merasa bosan dalam megikuti proses pembelajaran. Hal itu diketahui dari hasil survei yang telah dilakukan. Dari hasil survei tersebut bahwa pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes) kurang diminati oleh siswa. Dalam proses pembelajaran terlihat masih rendah perhatian siswa, siswa kurang berpartisipasi, sedangkan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi.
    Diharapkan dengan menggunakan metode problem based learning dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes) akan menarik minat siswa mengikuti kegiatan belajar sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.

    B.       Identifikasi Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di SMAN 1 Bantul sebagai berikut:
    1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes).
    2. Masih rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes).
    3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes) masih didominasi dengan metode ceramah.

    C.      Batasan Masalah
    Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada masalah hasil belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes) dan belum digunakannya metode problem based learning.

    D.      Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
    1. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes) pada permainan volley ball siswa kelas XI A dengan menggunakan metode problem based learning di SMAN 1 Bantul?
    2. Bagaimana peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes) pada permainan volley ball yang terjadi pada siswa kelas XI A setelah pembelajaran dilaksanakan dengan metode problem based learning?

    E.       Tujuan Penelitian
    1.         Untuk mengetahui hasil belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes) pada permainan volley ball siswa kelas XI A SMAN 1 Bantul melalui penerapan Problem based learning.

    2.         Mendapatkan bukti-bukti bahwa penerapan Problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (penjaskes) pada permainan volley ball  siswa kelas XI A SMAN 1 Bantul.

    F.       Manfaat Penelitian
    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
    1.  Manfaat Teoritis
             Bertambahnya khazanah keilmuan yang berkaitan dengan metode pembelajaran Problem based learning.
    2.  Manfaat Praktis
    a. Bagi Guru
    1)   Mampu menganalisa terjadinya permasalahan-permasalahan     pembelajaran dan mampu mengatasi permasalahan tersebut.
    2)   Mampu menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif dan meningkatkan kemandirian siswa.
    b. Bagi peneliti
    Dapat menambah pengalaman peneliti untuk terjun ke bidang pendidikan.
    c. Bagi sekolah
    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menumbuhkan minat belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Sayogyani, 2002. Teknik Permainan Bola Besar. Surabaya: Apollo
    Mosston, V. 1994. Foundamentals of Teaching Methods. New York: Harvard University
    H.A. Furqon. 1968. Kiat-Kiat Menjadi Guru. Jakarta: Pradnja Paramita
    Abdullah Rusman. 2011. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
    Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
    Sybilla Aunurrahman. 2011. Pembelajaran yang Efektif. Jakarta: Rineka Cipta
    M.A. Hubermen dan P. Miles. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: UI Press
    Ridwan H.M. 2001. Penelitian Tindakan. Jakarta: Rineka Cipta

    Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
    hubungi : 0857 2891 6006

    PTK SMP 180 PEMBERIAN MOTIVASI PSIKOLOGIS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TATA BUSANA


    PEMBERIAN MOTIVASI PSIKOLOGIS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TATA BUSANA PADA SISWA KELAS IX B SMP ........................
    TAHUN PELAJARAN 2009/2010

    ABSTRAK

    PEMBERIAN MOTIVASI PSIKOLOGIS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TATA BUSANA PADA SISWA KELAS IX B SMP ........................ TAHUN PELAJARAN 2009/2010

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Langkah-langkah pemberian motivasi belajar pada siswa kelas IX B untuk materi pembelajaran tata busana; (2) Besarnya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IX B untuk materi pembelajaran tata busana setelah dilakukan upaya pemberian motivasi belajar.
    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dalam rangka melakukan perubahan pada diri siswa menuju arah yang lebih baik. Dalam penelitian ini, dilakukan uji coba tindakan pemberian motivasi psikologis kepada siswa sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas IX B SMP ........................ tahun 2009/2010 semester genap. Analisis data dilakukan secara kualitatif.
    Hasil penelitian adalah: (1) Pelaksanaan pemberian motivasi psikologis dalam pembelajaran tata busana dilakukan dengan (a) Memberikan harapan terbaik; (b) mempelajari kebutuhan dan mendukung tercapainya kebutuhan anak; (c) Mengkondisikan bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal, akan tetapi justru menjadi petunjuk bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang tak boleh terulang.; (d) Menopang keinginan anak; (e) Menggunakan keteladanan; (f) Menggunakan keteladanan; (g) Memberikan pujian, meskipun terhadap keberhasilan yang sangat kecil; (h) Memadukan motivasi positif dan negative; (i) Membangun hasrat bersaing; (j) Menciptakan kerjasama; (2) Pemberian motivasi psikologis mampu meningkatkan prestasi tata busana siswa kelas IX B menjadi melenihi target yang ditetapkan guru, baik dari segi nilai rata-rata kelas siswa maupun dari segi ketuntasan belajar siswa.


    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.      Latar belakang Masalah
    Sekolah sebagai satuan pendidikan merupakan ujung tombak bagi pengembangan sumber daya manusia bangsa Indonesia. Sekolah memiliki arti penting untuk membentuk atau mencetak kader-kader penerus yang berwawasan keilmuan serta memiliki pengalaman maupun keterampilan sehingga mereka mampu mengambil peranan nyata dalam pembangunan bangsa Indonesia, serta dalam turut meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di dunia internasional. Dengan demikian, maka pengembangan kualitas dunia pendidikan di sekolah merupakan syarat utama dan pertama dalam rangka pengembangan daya saing bangsa Indonesia.
    Guru yang profesional merupakan unsur yang utama dalam membangun kualitas pendidikan anak  karena guru merupakan sumberdaya manusia yang berperan dalam mengatur strategi penyelenggaraan proses pembelajaran untuk mengubah perilaku siswa menuju yang lebih baik melalui tranformasi pengetahuan, pengalaman, maupun dengan melakukan upaya-upaya pemecahan masalah yang terjadi dalam pendidikan. Pemahaman mengenai peran guru dalam mengajar bukan hanya sekedar melaksanakan kegiatan mentransformasipengetahuan saja,  tetapi juga dalam  proses membimbing kegiatan belajar anak. Mulyasa (2006: 35) mengemukakan peran-peran guru dalam dunia pendidikan sebagai berikut:
    1.    Guru sebagai pendidik. Sebagai pendidik, guru dianggap menjadi tokoh panutan, dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya.
    2.    Guru sebagai pengajar. Guru memiliki tugas dalam suatu proses pembelajaran. Peran guru sebagai pengajar ini merupakan peran yang sangat umum dan dipahami oleh masyarakat, dimana guru memberikan pembelajaran materi-materi pada siswa yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahui siswa. Dalam hal ini, guru merupakan media pentransfer pengetahuan.
    3.    Guru sebagai pembimbing. Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey) yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas perjalanan tersebut. Perjalanan siswa dalam pendidikan bukanlah perjalanan dalam arti fisik, akan tetapi perjalanan dalam arti aspek mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks
    4.    Guru sebagai pelatih. Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan adanya pelatihan ketrampilan, baik untelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk betrtindak sebagai pelatih.
    5.    Guru sebagai penasehat. Guru adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua siswa, meskipun guru tidak melakukan pelatihan khusus untuk berperan sebagai penasehat professional.
    6.    Guru sebagai pembaharu (innovator). Guru menterjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bernakna bagi peserta didik.
    7.    Guru sebagai model dan teladan.  Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik maupun bagi semua orang yang mengganggap dirinya sebagai guru. Sikap, tindakan, dan kepribadian guru merupakan suatu indikator yang sangat diperhatikan oleh peserta didik. Guru merupakan suatu acuan bagi perilaku siswa.
    8.    Guru sebagai pribadi. Sebagai individu yang berkecimpung dalam dunia pendidikan,  guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan sebagai seorang pendidik
    9.    Guru sebagai peneliti. Pembelajaran merupakan suatu seni yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan penelitian-penelitian pendidikan yang melibatkan guru. Keaktivan guru dalam mengembangkan penelitian kependidikan merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan proses belajar-mengajar.
    10.    Guru sebagai pendorong kreativitas. Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru harus memiliki kemampuan dalam mendemonstrasikan kreativitas. Dengan demikian, maka guru memiliki peranan dalam menunjukkan, memicu, mendorong, dan memunculkan kreativitas siswa.
    11.    Guru sebagai pembangkit pandangan. Siswa belajar untuk mengetahui hal yang belum diketahuinya. Dalam hal ini, guru merupakan salah satu aktor utama yang memiliki peran dalam mentransfer pengetahuan serta memberikan pandangan-pandangan tentang suatu hal kepada siswa. Siswa yang belum memiliki cara pandang tersendiri terhadap suatu hal cenderung akan mengikuti bagaimana gurunya memandang suatu hal, oleh karena guru dianggap sebagai model atau sosok yang lebih memahami hal tersebut.
    12.    Guru sebagai pekerja rutin. Guru bekerja dengan ketrampilan, dan kebiasaan tertentu serta kegiatan rutin yang sangat diperlukan.
    Penjelasan-penjelasan tersebut mengindikasikan besarnya peran guru dalam menentukan keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai pendidik merupakan salah satu kunci bagi prestasi belajar siswa. Guru memiliki peranan dalam membimbing dan mendorong siswa menuju kreativitas belajar, sehingga guru dituntut untuk mampu mengembangkan berbagai langkah-langkah taktis dalam rangka mendorong siswa menunju prestasi belajar yang tinggi. Salah satu cara yang dapat dikembangkan guru dalam rangka mendorong siswa menunju proses pembelajaran yang penuh antusias untuk mencapai prestasi yang tinggi adalah dengan mengembangkan cara-cara pemberian motivasi psikologis pada siswa.
    Menurut konsep yang dijelaskan oleh Makmun (2005: 37) motivasi dapat dipahami sebagai berikut:
    Motivasi merupakan suatu kekuatan atau power atau tenaga (forces) atau daya atau suatu keadaan yang kompleks (complex states) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu baik disadari maupun tidak. Motivasi timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan datang dari dalam diri individu sendiri (intrinsik) dan datang dari lingkungan (ekstrinsik) Makmun (2005: 37).
    Menurut Manullang (2009: 43), motivasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu motivasi materiil dan non materiil. Motivasi materiil merupakan motivasi yang diberikan dengan cara memberikan hal-hal yang bersifat fisik seperti uang atau penghargaan fisik lainnya sehingga seseorang menjadi lebih terdorong untuk melakukan suatu hal, sedangkan motivasi non materiil atau motivasi psikologis merupakan dorongan yang dilakukan dengan cara memberikan kepuasan-kepuasan tertentu seperti penghargaan sehingga seseorang menjadi lebih terdorong untuk melakukan suatu hal tertentu.
    Di SMP ........................, khususnya pada siswa kelas IX B Tahun Pelajaran 2009/2010, fenomena rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran tata busana sangat banyak dijumpai. Berdasarkan polling yang dilakukan, terdapat 46,7 siswa yang memiliki keinginan belajar yang rendah dalam pembelajaran tata busana. Rendahnya keinginan belajar tersebut menjadi faktor pengganggu terhadap keberhasilan proses pembelajaran keterampilan tata busana di kelas. Rendahnya minat belajar tersebut menunjukkan rendahnya motivasi belajar siswa yang dapat berdampak pada turunnya prestasi belajar siswa, sehingga hal ini perlu ditangani oleh guru dengan baik. Prestasi belajar tata busana siswa kelas IX B juga belum bagus, dimana nilai rata-rata kelas belum mencapai 7,5 dan ketuntasan belajar siswa belum mencapai 75% siswa yang tuntas belajar.
    Berdasarkan atas hal-hal yang telah diuraikan, maka  dianggap perlu  untuk dilakukan penelitian yang berjudul “Upaya Pemberian Motivasi Psikologis untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Tata Busana Pada Siswa Kelas IX B SMP ........................ Tahun Pelajaran 2009/2010”.
    B.       Identifikasi Masalah
    Bersadarkan atas latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat diidentifikasi adanya masalah sebagai berikut:
    1.    Di SMP ........................ Tahun Pelajaran 2009/2010, dijumpai fenomena rendahnya keinginan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran tata busana di sekolah.
    2.    Prestasi belajar tata busana siswa kelas IX B belum bagus, dimana nilai rata-rata kelas belum mencapai 7,5 dan ketuntasan belajar siswa belum mencapai 75% siswa yang tuntas belajar.

    C.      Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang  masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
    1.    Bagaimanakah langkah-langkah pemberian motivasi psikologis pada siswa kelas IX B untuk materi pembelajaran tata busana?
    2.    Seberapa besarkah peningkatan prestasi belajar siswa kelas IX B untuk materi pembelajaran tata busana setelah dilakukan upaya pemberian motivasi psikologis?
    D.      Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut:
    1.      Langkah-langkah pemberian motivasi belajar pada siswa kelas IX B untuk materi pembelajaran tata busana.
    2.    Besarnya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IX B untuk materi pembelajaran tata busana setelah dilakukan upaya pemberian motivasi belajar.
    E.       Kegunaan Penelitian
    Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini meliputi beberapa aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:
    1.         Manfaat Teoritis
    a.         Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan khasanah pengetahuan dalam bidang psikologi kependidikan, yang  secara khusus menyoroti upaya pemberian motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
    b.        Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi landasan maupun referensi bagi penelitian psikologi kependidikan sejenis.
    2.         Manfaat Praktis
    a.         Penelitian ini diharapkan dapat menjadi memberikan dorongan bagi guru dalam mempelajari ilmu-ilmu yang mengarah pada fungsi guru yang lebih kompleks dari sekedar mengajar, dan diharapkan mampu menjadi sumber informasi bagi arti penting peranan guru  dalam dunia pendidikan. 
    b.        Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi para pengambil keputusan di bidang pendidikan guna mengembangkan suatu system pendidikan yang tidak mengesampingkan arti penting peran guru tergadap perkembangan siswa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
    Barnadib, Sutari Imam. 1984. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: IKIP
    DePorter, Bobby. 1999. Quantum Teaching. Jakarta: Kaifa
    Greegory, Hansen. 1988. Motivation Technique in Education. New York, McGraw Hill.
    Handerson, Van. 2002. Human Resource Development. Terjemahan Anwar Azhar. Jakarta: Gramedia.
    Ismail dan Bambang Triyanto. 2007. Pedoman Menulis Skripsi. Sukoharjo: Univet Bantara Press
    Makmun, H.A 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
    Karini, Kartono. 1986. Psikologi Sosial dan Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali
    Yusuf, Mahmud, 2006. Pengantar Psikologi Anak dan Perkembangan. Jakarta: Ramadhani
    Muhaimin, 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Kajian Filosofis dan
    Kerangka Dasar Operasionalnya, Bandung: Triganda, 1993
    Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya
    Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.
    Prasetya Irawan. 1994. Teori Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar Bahan Ajar. Jakarta: Dikti Depdikbud.
    Purwanto, M. Ngalim. 1998. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda
    Ridwan, Rifai.1992. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
    Rini, Martina dan tasmin. 2002. Belajar Lebih Penting Daripada Bermain?  e-psikologi.
    Rizky, A.M. 2009. Psikologi Anak dan Remaja. www.psikologi-perkembangan.blogspot.com. Diaskes 12 Januari, 2009
    Simanjuntak, B. 1994. Latar Belakang Kenakalan Anak. Jakarta: Rineka Cipta
    Sondang P. Siagian. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
    Soetomo.1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
    Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
    Walgito, Bomo. 1993. Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
    Zuhairini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha nasional.
    Zuhairi, 1987. Guru dan Peranannya dalam Pendidikan. Jakarta: Ghalia

    Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
    hubungi : 0857 2891 6006

    PTK SMP 184 PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI TATA BUSANA

    PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI TATA BUSANA
    KELS IX C SMP ........................

    ABSTRAK


    Penggunaan Media Alat Peraga untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Tata Busana Kels IX C SMP ........................


    Tujuan dari diaksanakannya peneitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Langkah-langkahpenggunaan media alat peraga untuk meningkatkan penguasaan materi Tata Busana pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter tahun pelajaran 2011/2012; (2) Besarnya peningkatan prestasi belajar yang dicapai siswa setelah penggunaan media alat peraga.
    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus pada semester gasal. Penelitian dilaksanakan di kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter. Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif, dengan jumlah sampel siswa 30 anak.
    Hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) Pelaksanaan pembelajaran tata busana dengan media alat peraga dilaksanakan dengan multi media yang menyajikan gambar diam dan bergerak (video). Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan gambar diam dan bergerak untuk dua tahap penting, yaitu: (a) Tahap pengantar, dimana gGambar diam dan bergerak digunakan untuk menyajikan berbagai fakta sebelum diberikan konsep pembelajaran; (b) Tahap konsep, dimana gambar dan video digunakan untuk membantu menjelaskan konsep secara visual; (2) Penggunaan media alat peraga dipadukan dengan metode diskusi dan pengulangan konsep-konsep penting dalam setiap sesinya oleh guru; (3) Penggunaan media alat peraga yang memanfaatkan multi media dapat meningkatkan penguasaan materi siswa dalam bidang tata busana, yang diindikasikan dengan tercapainya target nilai dan KKM yang ditetapkan guru pada siklu II.


    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah
    Bidang studi Tata Busana sampai saat ini masih menjadi masalah bagi siswa, dimana tidak banyak siswa yang dapat memperagakan pelatihan sendiri di rumah, sedangkan materi tata busana menuntut banyak adanya praktikum atau peragaan. Sebagai dampaknya, pembelajaran tata busana hanya menjadi hafalan, dan siswa kurang mampu mengetahui berbagai proses implementasi konsep dalam praktek nyata. Berdasarkan hasil wawancara survay awal yang dilakukan pada sejumlah siswa kelas IX C, sebagai dampak dari hal tersebut adalah sulitnya siswa mengerjakan test dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam bidang tata busana. Hal ini juga dapat dilihat dari angka ketuntasan belajar siswa Kelas IX C di SMP ........................, di mana dari 30anak yang ada, baru 16anak atau 53,3% siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa bidang studi Tata Busana merupakan bidang studi yang sulit dan perlu mendapat perhatian khusus dari pendidik.
    Bidang studi tata busana pada banyak melibatkan aspek-aspek visual yang menlibatkan indera pengihatan secara maksimal, seperti dalam materi tentang pemotongan kain, pembuatan pola pakaian, dan lainnya. Guru tata busana perlu untuk memiliki kemampuan atau  menggunakan media tertentu dalam menyampaikan informasi-informasi atau pengetahuan-pengetahuan yang dapat memberikan kejelasan bagi siswa, sehingga konsep-konsep yang seharusnya perlu melibatkan indera penglihatan dapat disampaikan secara optimal. Dengan demikian, maka dalam pembelajaran tata busana perlu dilakukan penggunaan media pembelajaran yang mampu memberikan gambaran yang jelas pada siswa terkait dengan visualisasi konsep, visualisasi proses, maupun visualisasi output pada siswa.
    Pandangan tentang perlunya penggunaan media pembelajaran mengacu pada konsep yang menjelaskan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi yang mengandung lima komponen yaitu komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Media pembeajaran merupakan salah satu komponen yang peru diperhatikan untuk mendukung tercapainya komunikasi yang efektif dari pendidik kepada siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehinggadapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar(Santyasa, 2007). Ha ini juga sesuai dengan penjeasan dari Criticos (1996) yang mengemukakan bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai sarana pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
    Alat peraga sifatnya lebih mampu memberikan pengalaman riil kepada siswa karena siswa dapat melihat, merasakan dan meraba alat peraga yang digunakan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Dale tentang kerucut pengalaman sebagaimana dikutip oleh Hamalik (1996) yang menjelaskan bahwa pengalaman berlangsung  dari tingkat yang konkrit naik menuju tingkat yang lebih abstrak.  Alasan lain adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Yulinda (2001) bahwa dalam pembelajaran Tata Busana selama ini dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep-konsep semata. Siswa banyak mengalami kesulitan belajar Tata Busana di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep Tata Busana, dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan Tata Busana dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Tata Busana di kelas perlu ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep Tata Busana dengan pengalaman anak sehari-hari. Alasan lain khusnya terkait dengan materi  tata busana, materi ini merupakan materi yang lebih berhubungan dengan hal yang bersifat konkrit, yaitu membahas tentang berbagai konsep pakaian (fashion) yang banyak dijumpai daam kehidupan nyata. Dengan demikian, maka media pembelajarandiyakini cukup relevan untuk mendukung proses pembeajaran tata busana pada siswa.
    Alat peraga yang digunakan merupakan benda-benda tiruan yang memiiki bentuk sesuai dengan benda aslinya. Kesesuaian yang dimaksud bukanah selalu sama persis dengan aslinya, akan tetapi lebih ditekankan pada kesesuaian elemen-elemen yang berperan dalam memberikan bentuk benda. Media benda konkrit dapat membantu siswa berfikir secara konkrit menuju pada tahap berfikir secara abstrak. Hal ini terjadi karena melalui media benda konkrit maka pendidik dapat menyampaikan tentang unsur-unsur yang menyusunnya dan bagaimana mematematisasi unsur-unsur tersebut untuk proses perhitungan yang bersifat abstrak.
    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Alat Peraga untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Tata Busana Pada Siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter”.

    B.   Rumusan Masalah
    Rumusan masalah penelitian ini adalah:
    1.    Bagaimanakah penggunaan media alat peraga untuk meningkatkan penguasaan materi Tata Busana pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter tahun pelajaran 2011/2012?”
    2.    Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar yang dicapai siswa setelah penggunaan media alat peraga?

    C.   Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari diaksanakannya peneitian ini adalah untuk mengetahui:
    1.    Langkah-langkah penggunaan media alat peraga untukmeningkatkan penguasaan materi Tata Busana pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter tahun pelajaran 2011/2012.
    2.    Besarnya peningkatan prestasi belajar yang dicapai siswa setelah penggunaan media alat peraga.

    D.  Manfaat Penelitian
    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
    1. Manfaat Teoretis
    Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang penggunaan alat peraga dalam bidang studi Tata Busana.
    2. Manfaat Praktis
    Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai barikut:
    a. Bagi Guru
    Hasil penelitian diharapkan dapat  memberikan sumbangan pemikiran kepada guru tentang cara pembelajaran dengan menggunakan media konkrit untuk materi tata busana.
    b. Bagi sekolah
    Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kekayaan referensi tentang strategi pembelajaran dalam bidang studi Tata Busana.

    DAFTAR PUSTAKA

    Zulkiyah Ahmad. 2009.  Problematika Pembelajaran Keterampilan Tata Busana. www.azizgr.blogspot.com
    Arief S .Sadiman. 1986. Media Pendidikan,  Jakarta: Rajawali
    Ari Asnaldi. 2008. Teori-Teori Belajar Proses Perubahan. www.multiply.com
    Criticos, C. 1996. Media selection. Plomp, T., & Ely, D. P. (Eds.): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition. New York: Elsevier Science, Inc.
    Heru Subiyantoro. 2008. Hasil Belajar dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta
    Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media pembelajaran: Bahan sajian program pendidikan akta mengajar. FIP. UM.
    Ingridwati Kurnia. 2007. Perkembangan belajar Peserta DidKi. Jakarta: Dirjen Dikti Departeman Pendidikan Nasional.
    I Wayan Santyasa. 2007. Media Pembelajaran. Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan. Pada tanggal 10 Januari 2007. Bandung: Universitas Ganesha
    Moedjiono. 1981. Media pendidikan III: Cara pembukaan media pendidikan. Jakarta: P3G. Depdikbud.
    Oemar Hamalik. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka martina
    Slametto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
    Sadiman, A.S. 1986. Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.
     Surachman, 1992. Pengajaran Inquiry. Jakarta: Rineka Cipta
    Efraim, Turban. (1995). Decision support systems and expert system (4th ed.). Prentice-Hall International, Inc.
    Ahmad Ochan, 2010. Pelaksanaan Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta: Rineka Cipta
    Wina Senjaya. 2008. Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
    Soedanyo, 1990. Pembelajaran Inquiry.  Bandung: Rosda Karya

    Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),

    hubungi : 0857 2891 6006

    PTK SMP 185 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR TATA BUSANA


    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
    TATA BUSANA SISWA KELAS VIII G

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.    Latar Belakang Masalah
    Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 yang diterapkan saat ini merumuskan adanya perubahan sistem pendidikan nasional ke arah otonomi pendidikan. Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas tersebut antara lain adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik. Konsep demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan yang dituangkan dalam UU Sisdiknas 2003, BAB III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan (pasal 4) dijelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa (ayat 1) (UU Nomor 20 Tahun 2003).
    Sementara itu, kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini adalah dilanda krisis politik, krisis ekonomi, hukum, kebudayaan, yang secara serempak membentuk krisis multi dimensional. Menurut Tilaar (2004: 9) aspek pendidikan adalah unsur yang kuat dalam membentuk budaya bangsa, sistem hukum, dan kepemerintahan. Dengan demikian, maka saat ini sangat dituntut adanya pengembangan dan pemberdayaan pendidikan dalam konteks yang luas, dalam rangka membantu menyelesaikan krisis multidimensional di Indonesia. Disisi lain, perkembangan dunia global terus maju pesat, dipelopori dengan pengembangan-pengembangan keilmuan, ekonomi, sistem politik, dan pendidikan di Negara-negara maju.  Pasar bebas dan kerjasama regional serta internasional telah dan sedang dikembangkan. Dengan demikian, maka persaingan semakin ketat dalam hampir seluruh aspek kehidupan. Instansi-instansi internasional mulai masuk secara bebas ke Indonesia. Kondisi ini merupakan motivasi bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan mutu persaingan.
    Peningkatan mutu persangan dapat diartikan sebagai peningkatan kualitas individu yang mampu menghasilkan hasil karya yang diperoleh dari kompetisi tersebut (Tilaar, 2004). Apabila dikaji lebih dalam, maka peningkatan kempetisi dihasilkan oleh pendidikan yang kondusif bagi lahirnya individu-individu yang kompetitif, dalam arti positif.  
    Salah satu hal penting dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran adalah dengan mengembangkan berbagai pendekatan pembelajaran modern yang lebih sesuai dengan sifat manusiawi siswa, lebih sesuai dengan kondisi siswa, guru, dan sekolah, serta lebih memperhatikan kondisi kejiwaan siswa dalam melakukan proses belajar. Menurut Slameto (1999: 26), proses pelaksanaan pendidikan di sekolah merupakan salah satu factor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini menjadi dasar bagi dikembangkannya pendekatan pembelajaran yang bermutu dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
    Berdasarkan atas uraian tersebut, maka dianggap perlu untuk dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Tata Busana Siswa Kelas VIII G

    B.    Identifikasi Masalah
    Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi adanya permasalahan sebagai berikut:
    1.Selama ini proses pembelajaran tata busana kelas VIII G di SMP Negeri 3 Nguter masih dikembangkan dengan pendekatan ekspositori, yaitu pendekatan yang berorientasi pada interaksi satu arah dimana guru memegang semua kendali atas proses pembelajaran sedangkan siswa berperan sebagai pihak yang hanaya secara pasif menerima pengetahuan dalam bentuk sudah matang dari guru.
    2.Siswa kurang memahami tentang proses diperolehnya konsep, tidak berkesempatan berinteraksi secara mengembang dengan konsep, dan kurang mampu menggunakan konsep untuk sumber analisis atas masalah-masalah yang muncul dalam mengimplementasikan konsep pada masalah riil.
    3.Mayoritas siswa kurang memahami materi pembelajaran akibat pembelajaran yang mengarah pada sifat hafalan semata, sehingga mudah hilang dari ingatan karena siswa tidak faham dengan hakikat dari konsep yang ada, latar belakang munculnya konsep, cara perolehan konsep, maupun asal-usul konsep.
    4.Prestasi  belajar siswa  masih sangat rendah, dimana nilai tata boga rata-rata dibawah 7,5., dengan  ketuntasan belajar yang juga masih dibawah 75%, sedangkan target KKM yang ditetapkan guru adalah 75% siswa tuntas belajar.
    C.    Pembatasan Masalah
    Pelaksanaan penelitian ini terbatas pada masalah-masalah sebagai berikut:
    1.   Proses pelaksanaan pembelajaran tata busana dengan model pembelajaran keterampilan proses  pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Nguter.
    2.   Peningkatan prestasi belajar siswa yang dicapai setelah dikembangkan model pembelajaran keterampilan proses pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Nguter.

    D.   Rumusan Masalah
    Berdasarkan atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
    1.   Bagaimanakan pelaksanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran keterampilan proses dalam pembelajaran tata busana untuk siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Nguter?
    2.   Seberapa besarkah peningkatan prestasi yang dicapai siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Nguter dalam pembelajaran tata busana setelah dikembangkan proses pembelajaran dengan model pembelajaran keterampilan proses?

    E.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.   Tujuan Penelitian
    Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
    a.   Deskripsi tentang proses pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran keterampilan proses dalam pembelajaran tata busana untuk siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Nguter.
    b.   Deskripsi tentang besarnya peningkatan prestasi yang dicapai siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Nguter dalam pembelajaran tata busana setelah dikembangkan proses pembelajaran dengan model pembelajaran keterampilan proses dalam pembelajaran tata busana.
    2.   Manfaat Penelitian
    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dua aspek sebagai berikut:

    1)   Manfaat Teoretis
    Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pustaka pengetahuan kependidikan tentang perbaikan proses pembelajaran di kelas, khususnya dalam pendekatan pembelajaran keterampilan proses untuk bidang keterampilan.
    2)   Manfaat Praktis
    a)   Bagi guru
    Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk terkait dengan langkah-langkah yang efektif dalam melaksanakan proses pembelajaran keterampilan tata busana dengan model pembelajaran keterampilan proses.
    b)   Bagi siswa
    Hasil penelitian yang dilaksanakan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa, meningkatkan minat belajar siswa, dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam bidang studi tata busana.
    c)   Bagi sekolah
    Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah untuk dikembangkannya proses pembelajaran yang berorientasi pada proses, bukan hanya pada tersampaikannya materi, sehingga terjadi dampak yang berupa peningkatan output pendidikan di sekolah.

    F.    Cara Pemecahan Masalah
    Perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran ketrampilan proses pada prinsipnya dilaksanakan dengan melibatkan siswa secara langsunguntuk mengelola pengetahuan dan pengalaman yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan pengamatan maupun penelitian, dan mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut.  Guna menemukan langkah pelaksanaan model pembelajaran keterampilan proses yang terbaik, dilakukan dengan prosedur siklus, yang dalam penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus 1 merupakan pelaksanaan proses pembelajraan keterampilan proses tahap awal sebagai bentuk perbaikan atas  proses pembelajaran sebelumnya, sedangkan siklus 2 merupakan tahap perbaikan atas siklus 1 yang dilaksanakan dengan cara mempertahankan aspek-aspek yang menguntungkan selama pelaksanaan siklus 1 dan menghilangkan aspek-aspek yang merugikan selama pelaksanaan siklus 1, serta dilaksanakannya perbaikan-perbaikan atas kendala-kendala yang muncu dalam siklus1.
    Akhir dari siklus dalam penelitian tindakan kelas untuk model pembelajaran keterampilan proses diharapkan merupakan temuan atas prosedur pembelajaran yang memiliki banyak keuntungan-keuntungan dengan minimalnya factor-faktor pengganggu, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas.

    DAFTAR PUSTAKA

    Sumarsono, 1992: 9) Arah  Kebijakan dan Program Pembinaan dan Pengembangan Kesiswaan (Jakarta: Mini Jaya, 1992), h. 9
    Umedi, 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Depdikbud
    Made Pidarta, 1983. Management Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara,
    _______, 2004. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan terbitan UNESCO, Jakarta: Logos
    Nurochim. Peningkatan Mutu Sekolah. online. http://nurochim.multiply.com/journal/ item/1
    Hanusek, Eric. 1981. Why Quality Metter in Education. New York: Harvard University
    Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta
    Carin and Sund, 1980. Teaching Science Through. Discovery. Fourth Edition. Charles Merry. Publishing Co. Ohio. Coburn
    Surachman, 1992. Pengajaran Inquiry. Jakarta: Rineka Cipta
    Efraim, Turban. (1995). Decision support systems and expert system (4th ed.). Prentice-Hall International, Inc.
    Ahmad Ochan, 2010. Pelaksanaan Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta: Rineka Cipta
    Wina Senjaya. 2008. Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
    Soedanyo, 1990. Pembelajaran Inquiry.  Bandung: Rosda Karya

    Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),

    hubungi : 0857 2891 6006

    DOWNLOAD

    KATALOG PTK TK
    Download
    KATALOG PTK SD
    Download
    KATALOG PTK SMP
    Download
    KATALOG PTK SMA
    Download
    KATALOG PTS
    Download
    Bikin PTK/PTS

    Download form penyusunan PTK/PTS

    Download

    Start Work With Me

    Kontak langsung via WA


    Penelitian Tindakan Kelas
  • PTK SD
  • Penelitian Tindakan Kelas SD/MI

  • PTK SMP
  • Penelitian Tindakan Kelas SMP/MTs

  • PTK SMA
  • Penelitian Tindakan Kelas SMA/MA/SMK


    Experience
    Lead Developer

    State Art company

    UI/UX Developer

    Design Corporation

    Front-End Developer

    Creative Design Studio


    My Skills
    Penyusunan PTK
    Penyusunan PTS
    Contoh PTK
    Contoh PTS
    Contact Us
    Jasa Pintar
    0857 2891 6006 (WA Only)
    Surakarta, Jawa Tengah
    Hubungi kami melalui form ini (Mohon lengkapi dengan alamat email dan nomor WA)

    Blog Archive