PTS 043 PELAKSANAAN SUPERVISI KELOMPOK UNTUK GURU DALAM MENGEMBANGKAN EVALUASI PEMBELAJARAN SISWA
PELAKSANAAN
SUPERVISI KELOMPOK UNTUK GURU DALAM MENGEMBANGKAN EVALUASI PEMBELAJARAN SISWA
DI
GUGUS II RA KARTINI UPTD DIKPORA KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA
ABSTRAK
PELAKSANAAN
SUPERVISI KELOMPOK UNTUK GURU DALAM MENGEMBANGKAN EVALUASI PEMBELAJARAN SISWA
DI GUGUS II RA KARTINI UPTD DIKPORA KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA
Tujuan dari dilaksanakannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: (1) Deskripsi langkah-langkah supervisi kelompok untuk guru dalam
mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa di Gugus II RA Kartini UPTD Dikpora
Kecamatan Banjarsari Surakarta; (2) Deskripsi besarnya peningkatan kemampuan guru di Gugus II RA Kartini Kecamatan Banjarsari Surakarta dalam mengembangkan
program evaluasi pembelajaran siswa.
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan sekolah, yang dilaksanakan untuk memperbaiki kompetensi
guru dalam mengembangkan perangkat evaluasi pembelajaran. Penelitian
dilaksanakan di Gugus II RA Kartini UPTD Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta,
pada semester I tahun pelajaran 2012/2013. Pendekatan penelitian adalah
pendekatan kualitatif, yaitu menguraikan fakta dan hubungan antar fakta
penelitian secara tekstual sehingga mudah dipahami pembaca secara umum.
Berdasarkan atas hasil penbelitian tindakan sekolah
yang dilakuakn, dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan supervisi dengan teknik
kelompok untuk meningkatkan kemampuan guru mengembangkan evaluasi pembelajaran
dilakukan dengan tiga tahapan utama, yaitu tahapan (a) Penanaman konsep
evaluasi pembelajaran dan indikator pengukuran kualitas evaluasi pembelajaran.
Hal ini diselenggarakan pada pertemuan pra observasi; (b) Pelatihan dan
pengukuran evaluasi pembelajaran. Hal ini diselenggarakan pada pertemuan
observasi; (c) Evaluasi dan problem solving permasalahan dalam pengembangan
evaluasi pembelajaran guru; (2) Terjadi peningkatan kemampuan guru
mengembangkan perangkat evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan konsep-konsep
di dunia kependidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan inti dan muara dari segenap proses
pengelolaan pendidikan. Kualitas sebuah lembaga pendidikan hakikatnya diukur
dari kualitas proses pembelajarannya, disamping output dan outcome yang
dihasilkan. Oleh karena itu kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran
seharusnya dibuat secara rinci, sehingga benar-benar measurable and observable (dapat diukur dan diamati).
Namun kenyataannya, membuat
kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran tidaklah
semudah mengukur produktivitas dan kualitas pada bidang pekerjaan lain. Pembelajaran melibatkan unsur siswa dengan segala
karakteristiknya, mulai dari latar belakang keluarga, lingkungan,
ekonomi, kemampan, motivasi, dan sebagainya. Selain itu perubahan yang terjadi
pada diri siswa setelah melalui sebuah proses pembelajaran juga tidak nampak
dan sulit diukur, terutama pada dimensi nilai dan sikap (Depdiknas, 2008).
Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan
pembelajaran bukan saja akan memperjelas target dalam setiap tahapan
pembelajaran, namun sekaligus juga meningkatkan accountability guru. Idealnya, setiap guru memiliki kemampuan
menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran
sesuai dengan bidang tugas masing-masing (Depdiknas, 2008). Indikator-indikator tersebut harus masuk dalam
perangkat evaluasi belajar, sehingga pengukuran keberhasilan proses
pembelajaran yang dilakukan melalui evaluasi belajar benar-benar mendekati
kondisi riil hasil belajar siswa dalam aspek yang luas yang mampu menggambarkan
keberhasil proses pembelajaran yang dikembangkan guru.
Evaluasi menurut Kumano
(2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan
asesmen. Penilaian (assessment)
adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam
kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan
proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Penilaian hasil
belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui
sejauh mana pebelajar (learner) telah
mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu
dapat dinyatakan dengan nilai. Evaluasi mencakup dua kegiatan pengukuran dan
penilaian. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu, untuk
dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai, dilakukan pengukuran,
dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian. Dapat dikatakan bahwa evaluasi
merupakan penetapan nilai atau implikasi dari hasil penilaian.
Dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran, menurut Danim
(2007), mutu pendidikan dilihat dari tiga perspektif yaitu masukan, proses, dan
output. Evaluasi pembelajaran paling tidak harus dilihat dengan menggunakan
tiga perspektif tersebut. Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada
penilaian karakteristik peserta didik, keadaan dan kelengkapan sarana prasarana
pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai, serta keadaan lingkungan
pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada penialain
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru meliputi kinerja guru,
keefektifan media pembelajaran, iklim kelas, serta keadaan lingkungan
pembelajaran. Evaluasi hasil pembelajaran merupakan pengukuran hasil belajar
siswa baik menggunakan test maupun non test. Dengan demikian, kebiasaan guru
dalam melakukan evaluasi pembelajaran hanya berdasarkan aspek hasil belajar
saja tidaklah tepat, sebab hasil belajar hanya menjadi indikator atas
ketidakberhasilan proses pembelajaran saja, sedangkan faktor-faktor lain masih
perlu diperhatikan.
Kondisi tersebut menuntut
adanya perbaikan oleh program supervisi, sehingga analisis terhadap
proses-proses pembelajaran yang telah dikembangkan guru sebagai bagian dari
evaluasi proses pembelajaran menjadi lebih baik. Selama ini program supervisi
sekolah yang dikembangkan masih kurang menyentuh aspek pengembangan kompetensi
guru dalam penyelenggaraan kegiatan evaluasi belajar secara memadai. Program
supervisi diharapkan mampu meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan
kegiatan evaluasi yang memenuhi standar kependidikan.
Berdasarkan atas konsep-konsep
dan kondisi yang ditemukan di lapangan, maka dirasa perlu untuk dilakukan penelitian
tentang “Pelaksanaan
Supervisi Kelompok Untuk Guru Dalam Mengembangkan Evaluasi Pembelajaran
Siswa di Gugus II RA Kartini UPTD Dikpora Kecamatan
Banjarsari Surakarta”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi
adanya permasalahan sebagai berikut:
1.
Guru
dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran masih kurang memperhatikan evaluasi
masukan dan proses pembelajaran, dan masih sekedar menekankan evaluasi hasil
pembelajaran semata.
2.
Selama
ini program supervisi sekolah yang dikembangkan masih kurang menyentuh aspek
pengembangan kompetensi guru dalam penyelenggaraan kegiatan evaluasi belajar
secara memadai.
C.
Ruang Lingkup Penelitian
Pelaksanaan
penelitian ini dikembangkan sebatas pada masalah teknik
pelaksanaan supervisi dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa dan
peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan program evaluasi belajar siswa.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan atas latar
belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, dibuat rumusan masalah
penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
langkah-langkah supervisi kelompok untuk guru dalam
mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa di Gugus II RA Kartini UPTD Dikpora
Kecamatan Banjarsari Surakarta?
2.
Seberapa besar
peningkatan kemampuan guru
di Gugus II RA Kartini Kecamatan Banjarsari Surakarta dalam mengembangkan
program evaluasi pembelajaran siswa?
E.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1.
Deskripsi langkah-langkah
supervisi kelompok untuk guru dalam mengembangkan evaluasi
pembelajaran siswa di Gugus II RA Kartini UPTD Dikpora Kecamatan Banjarsari
Surakarta.
2.
Deskripsi besarnya peningkatan kemampuan guru
di Gugus II RA Kartini Kecamatan Banjarsari Surakarta dalam
mengembangkan program evaluasi pembelajaran siswa.
F.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan
dapat memberikan manfaat dalam dua aspek sebagai berikut:
1.
Aspek Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah
wawasan keilmuan bidang kependidikan, khususnya terkait dengan bidang supervisi
pendidikan.
2.
Aspek Praktis
a.
Untuk Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada sekolah dalam rangka melakukan pengembangan-pengembangan program
pendidikan yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pembelajaran di
kelas .
b.
Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan
pada guru tentang bagaimana mengembangkan suatu kegiatan evaluasi belajar yang
memadai berdasarkan konsep-konsep yang disepakati dalam dunia pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta:Ministry of
Education and Culture.
Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Calongesi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB
Kumano, Y. 2001. Authentic
Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan:
Shizuoka University.
Lehmann, H. (1990). The
Systems Approach to Education. Special Presentation Conveyed in The
International Seminar on Educational Innovation and Technology Manila.
Innotech Publications-Vol 20 No. 05.
Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College
Publishing Company
Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
Zainul dan Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti. Share this:
Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia
Yusron Dahlan. 2009. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas.http://dahlanforum.wordpress.com/2009/06/27/faktor-faktor-yang-dapat-mempengaruhi-produktivitas/.
Diakses pada 25 Juli 2009
Soripada. 2007. Konsep Sekolah Model dan Intrumen Verifikasi Sekolah Model SMA. www.psb-psma.org diakses pada 25 Juli 2009.
Blumberg, Hansen. 1974. The Human Side Of Relationships Between Supervisors
And Teachers To Understand Their Interactions. Human Resource Journal Vol 11.
January, 1974
Vincent Gaspersz. 2000. Manajemen Produktivitas Total. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Kusnan. 2009. Urgensi Supervisi Akademik Bagi Dosen Di Institusi Pendidikan Tinggi.
http://pendidikantinggi.hostei.com/produk/1-kusnan.pdf
Igneel. 2009. Supervisi Pendidikan. http://dikot.blogspot.com/2009/11/supervisi-pendidikan.html.
Diakses pada 25 Juli 2009
Sahertian, Piet A. Konsep Dasar dan
Teknik Supervisi Pendidikan : Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2000.
Syaiful Sagala. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Ngalim Purwanto. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
H.A. Syamsudin Makmun. 2005. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suharsimi Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Budiyono. 2007. Motede Statistik untuk Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Herman R. Soetisna. 2007. Pengukuran Produktivitas. Bandung: Laboratorium
PSK&E TI-ITB
Komarudin. 2004. Manajemen Pengawasan Kualitas Terpadu. Jakarta: Rajawali,
Gomes, Faustino Cardoso. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta:
Andi offset.
Puslitjaknov, 2008. MetodePenelitian Pengembangan. Jakarta: Depdiknas
Sinungan, Muchdarsyah. 2003. Produktivitas, Apa dan Bagaimana. Jakarta:
Bumi Aksara.
H.A.R Tilaar. 1999. ParadigmaBaru Pendidikan Nasional. Jakarta:
Rineka Cipta
Bogdan,
R..C. & Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research for Education. Boston:Allyn
& Bacon Inc.
Danim,
Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Danim,
Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Depdiknas.
2001. Kurikulum Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Dediknas.
2003. Undang-Undang R I Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:
Citra Umbara.
Supriadi, D. 2000. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta:
Adicita.
Depdiknas. 2004. Pola Pembinaan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan PGSD. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI Nomor 14 Tentang Guru Dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Guru Kelas SD/MI Lulusan S 1 PGSD. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas.2008.
StanPembangunan Pendidkan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Goetz,
J.P. & Comte, LMD. 1984. Ethnography and Qualitative Design And Educational
Research. New York: Academy Press Inc.
Hasan,
S.H. 2004. Kurikulum dan Tujuan Pendidikan. Bandung: Pasca Sarjana UPI.
Hatten,
K.J. & Rosenthal, S.R. 2001. Reaching for the Knowledge Edge. New York:
Amrican Management Association.
Manisera, Marica.,
Dusseldrp, E., and Kooij, A.J. Van. 2005. Component
Structure of Job Satisfaction Based on Herzberg’s Theory. Italy: Leiden University
Slade, L.A. and
Rush, M. 1991.Achievement Motivation and Dynamics
of Task Difficulty Choices. Journal of Personality and Society Psychology Vol
6 No 1, 165-172.
Sukmadinata, Nana Saodih,2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Williams, J.K.
2003. Maslow’s Hierarchy
of Needs and Alderfer’s ERG Theory. London: SLC
Untuk
mendapatkan file PTK / Skripsi / Thesis lengkap
dalam
format Ms. Word.
Hubungi
: 0857 2891 6006
0 komentar:
Posting Komentar