PTK PLB 006 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN KARTU BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA
PENINGKATAN
KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN KARTU BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS D I DI SDLBN SAMBIROTO, PADAS, NGAWI PENELITIAN TINDAKAN KELAS
ABSTRAK
Kata
Kunci : Modifikasi permainan dakon,
penjumlahan bilangan bulat, anak tunanetra
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kecepatan menghitung
serta meningkatkan hasil pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan
bulat pada anak tunanetra kelas IV di SLB Negeri Gedangan Sidoarjo. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bersifat kolaborasi. Jumlah siswa
yang dijadikan subyek penelitian 4 siswa tunanetra.
Tulisan ini bertolak dari instropeksi yang penulis lakukan setelah
pembelajaran siswa pada materi tentang bilangan bulat dengan indikator melakukan
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.
Setelah para siswa belajar sesuai dengan alokasi waktu yang ada, ternyata hasil
penilaiannya kurang memuaskan. Hal ini penulis ketahui setelah mengadakan
analisis hasil ulangan. Penulis menduga bahwa penggunaan garis bilangan pada
operasi penjumlahan bilangan bulat membuat siswa jenuh dan pembelajaran kurang
menarik. Dari intropeksi diatas, maka penulis menciptakan alat atau media yang diharapkan membuat siswa
lebih mudah memahami materi, aktif, kreatif, afektif dan menyenangkan yaitu
modifikasi permainan dakon dan cara penggunaannya untuk meningkatkan kecepatan
menghitung dalam operasi penjumlahan bilangan bulat pada anak tunanetra kelas
IV.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penelitian tindakan kelas dan
modifikasi permainan dakon dapat meningkatkan kecepatan menghitung dalam
operasi penjumlahan bilangan bulat, serta dapat meningkatkan hasil pembelajaran
(Mencapai hasil belajar tuntas).
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Matematika
merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui
penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis
dan kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika
bersifat kuat dan jelas. Tanpa
konsep A tidak mungkin akan memahami konsep B.
Salah satu materi pokok mata pelajaran matematika kelas 4 pada Kurikulum 2004 yaitu operasi hitung bilangan bulat.
Salah satu indikatornya yaitu melakukan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Indikator
tersebut sebelumnya tidak dipelajari di kelas 3. Jadi merupakan materi baru.
Sudah
barang tentu sebagai materi baru maka guru harus berusaha agar para siswa
benar-benar memahami konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dengan menggunakan garis bilangan tersebut.
Alokasi
waktu untuk operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis
bilangan yaitu 1 kali pertemuan selama 3 jam pelajaran (@ 40 menit). Sedangkan
untuk operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis
bilangan juga 1 kali pertemuan selama 3 jam pelajaran (@ 40 menit).
Setelah
para siswa belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan
garis bilangan sesuai alokasi waktu yang ada, ternyata hasil penilaiannya
kurang memuaskan. Hal ini penulis ketahui setelah mengadakan analisis hasil
ulangan. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa rata-rata nilai
pengamatan yaitu 6,7 (kategori cukup) dan rata-rata nilai ulangan harian 5,1.
Dan hasil
tersebut rnaka penulis harus mengulang atau melakukan perbaikan proses
pembelajaran materi operasi hitung penjumlahan bilangan bulat tersebut.
Sehingga penulis tidak melanjutkan indikator berikutnya yaitu operasi hitung
pengurangan bilangan bulat
Instrospeksi
yang penulis lakukan, penulis menduga bahwa penggunaan garis bilangan pada
operasi penjumlahan bilangan bulat membuat siswa menjadi jenuh. Setiap kali
menyelesaikan soal siswa harus membuat garis bilangan. Jika siswa diberi
sepuluh nomor soal penjumlahan bilangan bulat, maka siswa harus membuat sepuluh
garis bilangan. Hal ini membuat siswa bosan dan cepat lelah. Akhirnya menjadi
kurang konsentrasi dalam belajar.
Dan
introspeksi di atas, maka penulis perlu menciptakan alat atau metode lain yang
membuat siswa lebih memahami materi, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, penulis membuat sebuah alat peraga beserta
cara penggunaannya untuk memahamj konsep operasi hitung penjumlahan bilangan
bulat yaitu alat permainan dakon.
Harapan
penulis, alat peraga permainan dakon tersebut dapat membantu dan mempermudah
siswa dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat dan menyelesaikan
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat sekaligus menyenangkan siswa karena
mengandung unsur permainan. Penulis memandang bahwa alat permainan tersebut
menarik, penting, dan perlu dilakukan oleh guru karena dapat menarik minat
siswa dalam belajar tentang operasi penjumlahan bilangan bulat.
B.
Rumusan Masalah
Berkaitan
dengan permasalahan yang ingin dipecahkan. Maka dalam bagian ini diketengahkan
rumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah
penggunaan modifikasi permainan dakon untuk meningkatkan kecepatan menghitung dalam operasi
penjumlahan bilangan bulat pada Anak Tunanetra kelas IV di SLBN Gedangan
Sidoarjo?”
C.
Pemecahan Masalah
Keterbatasan
anak tunanetra dalam mengerjakan penjumlahan bilangan bulat dalam
mengoptimalkan penggunaan media dakon dalam kegiatan pembelajaran di kelas,
dengan penggunaan permainan dakon dalam pembelajaran ini siswa akan tumbuh
minat belajar matematika khususnya pada penjumlahan bilangan bulat sehingga
meningkat hasil belajarnya.
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan kecepatan menghitung dalam
operasi penjumlahan bilangan bulat dengan menerapkan permainan dakon pada
anak-anak tunanetra.
E.
Manfaat
Manfaat
yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi siswa, untuk perbaikan dalam
meningkatkan hasil pembelajaran mata pelajaran matematika.
2. Bagi guru, agar lebih kreatif dalam
mengembangkan pembelajaran mata pelajaran matematika.
3. Bagi sekolah/ lembaga, untuk meningkatkan
mutu kegiatan belajar di sekolah tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Achmad DS. 1996. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar
Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Amin Suyitno. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Matematika.
Semarang : FMIPA IKIP.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian
di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1996. Pedoman Pelaksanaan
Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta : Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1996. Petunjuk Pelaksanaan
Proses Belajar Mengajar Kelas IV Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Departemen Pendidikan
Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Kerangka
Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Depdikbud, 1994, Petunjuk Praktis Pelaksanaan Pendidikan Luar
Biasa, Jakarta; Depdiknas.
Depdiknas, 2001. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Surabaya, Depdiknas Jatim.
Depdiknas, 2002. Pelayanan
Pendidikan AnakBerkebutuhan Khusus, Jakarta ;
Direktur Jendral Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Depdiknas, 2004. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
Depdiknas.
Sukayati. 2003. Media Pembelajaran Matematika SD (Materi
Pelatihan Instruktur Matematika SD). PPPG Matematika.
Purwadarminto. Wgs. 1995. Kamus
Umum Bahasa Indonesia .
Jakarta . Balai
Pustaka.
H.T. Sutjihati Sumantri. 1996. Psikologi
Pendidikan Luar Biasa. Jakarta
: Depdiknas Dirjen Dikti PATG.
Untuk mendapatkan file
lengkap (Ms.Word/pdf)
hubungi : 0857
2891 6006
bagaimana mendownload file lengkapnya kak?
BalasHapus