Jumat, 26 Oktober 2012

PTK TK 01 - UPAYA PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU UNTUK MENGURANGI KENAKALAN ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK

UPAYA PEMBERIAN MOTIVASI OLEH GURU UNTUK MENGURANGI KENAKALAN ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BHAKTI SRAGEN TAHUN PELAJARAN


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Bentuk-bentuk  kenakalan anak dalam fase masa kanak-kanak awal (early chilhood) di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen, (2) Model-model  upaya pemberian motivasi yang dilakukan guru untuk mengurangi kenakalan anak di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan prosedur siklus. Penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Kabupaten Sragen, pada tahun pelajaran 2009/2010.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Bentuk kenakalan anak di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen meliputi kebiasaan mengumpat, gemar berkata bohong dan mengarang ceritera palsu, menyerang secara fisik atau melakukan tindak kekerasan, suka marah-marah dan mudah putus asa, sombong dan merendahkan orang lain, otoriter, serta sifat suka merusak, (2) Upaya motivasi yang diberikan meliputi: (a) Tindakan untuk kebiasaan mengumpat, melatih berdiplomasi dan cara membujuk yang baik sehingga tidak perlu mengumpat, menunjukkan manfaat berdiplomasi, menunjukkan dampak buruk mengumpat, dan memberikan insentif, (b) Tindakan untuk kebiasaan berbohong dan mengarang ceritera palsu, diakukan dengan meatih menemukan (mengingat) pengalaman nyata untuk diceriterakan, menunjukkan manfaat berkata jujur, menunjukkan resiko berbohong, dan memberikan insentif (c) Tindakan untuk tindakan menyerang secara fisik diakukan dengan melatih bersaing secara positif melalui lomba olah raga untuk dapat menjadi ketua regu, menunjukkan dampak buruk suka berbuat kekerasan (menyerang), menunjukkan manfaat bersaing psoitif, dan memberikan insentif, (d) Tindakan untuk anak yang suka marah dan mudah putus asa dilakukan dengan menumbuhkan semangat anak untuk melakaukan hal-hal baru hingga tak perlu putus asa, menjelaskan manfaat perlombaan, menunjukkan dampak buruk dari kebiasaan putus asa, memberikan insentif, (e) Tindakan untuk anak yang sombong dan merendahkan orang lain dilakukan dengan melatih rendah hati dan menunjukkan manfaatnya, menunjukkan dampak buruk bersikap sombong, memberikan insentif, (f) Tindakan untuk anak yang otoriter dilakukan dengan melatih bersikap demokratis atau melatih bermusyawarah, melatih menjadi pemimpin kelompok, menunjukkan manfaat musyawarah (demokratis), menunjukkan resiko otoriter, dan memberikan insentif, (g) Tindakan untuk anak yang perusak dilakukan dengan melatih mengungkapkan keinginan yang berhasil, menunjukkan manfaat mengungkapkan keinginan, menunjukkan resiko gemar merusak, dan memberikan insentif.

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang Masalah
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Mulyasa (2006: 3) mengemukakan bahwa sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas SDM, yaitu (1) sarana gedung, (2) bahan atau buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional.
Mengenai kenakalan anak, Yusuf (2006 :34) menjelaskan sebagai berikut:
Kenakalan anak merupakan suatu perilaku yang dianggap menyimpang dari aspek moral, kesusilaan, maupun agama.  Kenakalan siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, dari tingkat ringan, sedang, sampai berat. Kenakalan dalam tingkatan yang ringan belum membahayakan dan pada umumnya masih mudah untuk ditanggulangi. Kenakalan dalam tingkat sedang merupakan kenakalan yang apabila dibiarkan akan mengakibatkan dampak yang sangat buruk bagi siswa maupun lingkunganm akan tetapi tingkatan ini masih mudah untuk ditanggulangi. Sedangkan kenakalan dalam tingkat berat merupakan kenakalan yang dianggap serius, sangat berbahaya bagi perkembangan siswa dan lingkungan, serta sulit ditanggulangi. Seberapapun tingkatan suatu kenakalan, hal ini merupakan suatu kondisi yang sangat perlu untuk segera ditanggulangi, demi masa depan siswa dan kenyamanan lingkungan belajar siswa (Yusuf, 2006: 34).

Sementara itu, secara psikologis, anak tingkat sekolah taman kanak-kanak berada dalam fase masa kanak-kanak awal (early chilhood). Hal ini sebagaimana dijelaskan Rizky (2009 :3) sebagai berikut:
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk ke fase berikutnya. Menurut Pieget, pada usia ini anak memiliki sifat egosentris, sehingga berkesan ingin menang sendiri karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Sedangkan  pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis-rumit (Rizky, 2009: 3).

 Berdasarkan konsep tersebut, maka dalam membimbing anak yang masih dalam fase belajar awal dengan karakteristik egosentris, masih dalam tahapan meniru, dan belum mampu berfikir rumit  bahkan untuk sekedar membedakan baik dan buruk ini diperlukan adanya penanganan khusus yang sesuai dengan fase perkembangannya oleh guru. Bimbingan yang dilakukan dengan menggunakann pendekatan untuk anak remaja dan orang dewasa tidak akan sesuai untuk anak dalam fase ini.
Perilaku seseorang, tanpa memandang fase perkembangan psikologisnya, berkaitan erat dengan dorongan hati yang muncul dari dalam dirinya sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan disebut sebagai motivasi.
Terkait dengan motivasi, Makmun (2005: 37) mengemukakan bahwa:
Motivasi merupakan suatu kekuatan atau power atau tenaga (forces) atau daya atau suatu keadaan yang kompleks (complex states) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu baik disadari maupun tidak. Motivasi timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan datang dari dalam diri individu sendiri (intrinsik) dan datang dari lingkungan (ekstrinsik) Makmun (2005: 37).

Di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010, fenomena kenakalan anak ini banyak dijumpai. Kenakalan anak ini diantaranya adalah munculnya perilaku menyerang secara fisik dan non fisik, dan gemar membolos. Hal ini dipandang serius oleh guru dengan asumsi bahwa perilaku semasa kanak-kanak akan menjadi kebiasaan yang akan terbawa sampai dewasa. Guru berupaya memberikan pendidikan yang disesuaikan dengan tingkat berfikir anak, dengan mengutamakan pemberian motivasi agar anak membiasakan diri berperilaku baik dan meninggalkan kebiasaan yang tidak baik. Dalam kenyataan yang dialami, kegiatan ini tidak berlangsung dengan mudah. Anak masih biasa mengulang kebiasaan buruk dalam periode tertentu setelah dilakukan upaya pembinaan. Hal ini ada kemungkinan akibat tidak terpantaunya kenakalan anak oleh orang tua di rumah, sehingga kebiasaan-kebiasaan buruk masih sering terulang kembali.
Dengan berdasarkan konsep peran penting guru dalam pendidikan, banyak terjadinya kenakalan pada anak tingkat taman kanak-kanak,  konsep fase perkembangan anak, konsep yang menunjukkan bahwa perilaku merupakan refleksi dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (motivasi), serta fakta yang terjadi di lapangan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Pemberian Motivasi Oleh Guru Untuk Mengurangi Kenakalan Anak Di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010”. Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti telah cukup mengenal kondisi anak dan lingkungannya dan kondisi latar belakang anak, sehingga lebih mudah untuk memperoleh data-data yang paling mendekati kondisi riil yang ada.

B.       Identifikasi Masalah
Bersadarkan atas latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat diidentifikasi adanya masalah sebagai berikut:
1.         Di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010, fenomena kenakalan anak banyak dijumpai, diantaranya adalah munculnya perilaku menyerang secara fisik dan non fisik, dan gemar membolos.
2.         Upaya pembinaan yang dilakukan guru masih mengalami berbagai kendala dalam bentuk terulangnya kembali perilaku yang kurang baik dalam periode tertentu, yang kemungkinan diakibatkan kebiasaan yang kurang baik di rumah, dimana perhatian orang tua masih kurang.

C.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang  masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1.         Apasajakah bentuk-bentuk kenakalan anak dalam fase masa kanak-kanak awal (early chilhood) di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen?
2.         Upaya pemberian motivasi apasajakah yang dilakukan guru untuk mengurangi kenakalan anak di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen?

D.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut:
1.    Bentuk-bentuk  kenakalan anak dalam fase masa kanak-kanak awal (early chilhood) di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen.
2.    Model-model  upaya pemberian motivasi yang dilakukan guru untuk mengurangi kenakalan anak di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen.

E.       Kegunaan Penelitian
Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini meliputi beberapa aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.         Manfaat Teoritis
a.         Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan khasanah pengetahuan dalam bidang bimbingan konseling, yang  secara khusus menyoroti upaya pemberian motivasi untuk mengurangi kenakalan anak tingkat taman kanak-kanak.
b.        Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi landasan maupun referensi bagi penelitian psikologi pendidikan sejenis.

2.         Manfaat Praktis
a.         Penelitian ini diharapkan dapat menjadi memberikan dorongan bagi guru dalam mempelajari ilmu-ilmu yang mengarah pada fungsi guru yang lebih kompleks dari sekedar mengajar, dan diharapkan mampu menjadi sumber informasi bagi arti penting peranan guru  dalam dunia pendidikan. 
b.        Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi para pengambil keputusan di bidang pendidikan guna mengembangkan suatu system pendidikan yang tidak mengesampingkan arti penting peran guru tergadap perkembangan siswa.

F.       Asumsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.    Tidak semua perilaku anak yang kurang normatif dianggap sebagai perilaku yang menyimpang. Perilaku yang dianggap menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berkembang yang berada diluar  karakter psikis dasar anak pada fase masa kanak-kanak awal. Sebagai contoh adalah perilaku anak mengompol dan menangis bukanlah sebagai bentuk penyimpangan oleh karena memang fase perkembangan anak masih dalam tahap ini.
2.    Perilaku dianggap menyimpang dianggap sebagai bentuk kenakalan apabila di yakini akan dapat menjadi perilaku buruk yang permanen sampai dewasa apabila tidak dilakukan pembinaan.
3.    Motivasi atau dorongan yang diperhatikan adalah dorongan dari tindakan membangkitkan keinginan dari dalam hati anak untuk melakukan atau tidak melakukan suatu hal. Penelitian ini tidak memasukkan unsur pemberian motivasi negatif seperti memberikan rasa takut kepada anak sebagai bentuk tindakan motivasi karena menghindari dampak buruk yang ditimbulkannya,  seperti dampak ketakutan anak yang berlebihan pada guru dan trauma.

G.      Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pada tindakan motivasi positif oleh guru untuk mengurangi kenakalan anak di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen tahun pelajaran 2009/2010.
Adapun keterbatasan penelitian yang ada meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.    Jumlah sampel penelitian sedikit karena mengikuti jumlah siswa yang ada di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen tahun pelajaran 2009/2010.
2.    Tindakan pemberian motivasi yang dilakukan untuk mengurangi kenakalan anak hanya terbatas pada tindakan-tindakan yang dilakukan guru, yang kemungkinan belum selengkap tindakan-tindakan yang dianjurkan dalam konsep-konsep psikologi pendidikan.


Untuk mendapatkan file PTK / Skripsi / Thesis lengkap
dalam format Ms. Word.
Hubungi : 085728916006

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 komentar:

Posting Komentar

DOWNLOAD

KATALOG PTK TK
Download
KATALOG PTK SD
Download
KATALOG PTK SMP
Download
KATALOG PTK SMA
Download
KATALOG PTS
Download
Bikin PTK/PTS

Download form penyusunan PTK/PTS

Download

Start Work With Me

Kontak langsung via WA


Penelitian Tindakan Kelas
  • PTK SD
  • Penelitian Tindakan Kelas SD/MI

  • PTK SMP
  • Penelitian Tindakan Kelas SMP/MTs

  • PTK SMA
  • Penelitian Tindakan Kelas SMA/MA/SMK


    Experience
    Lead Developer

    State Art company

    UI/UX Developer

    Design Corporation

    Front-End Developer

    Creative Design Studio


    My Skills
    Penyusunan PTK
    Penyusunan PTS
    Contoh PTK
    Contoh PTS
    Contact Us
    Jasa Pintar
    0857 2891 6006 (WA Only)
    Surakarta, Jawa Tengah
    Hubungi kami melalui form ini (Mohon lengkapi dengan alamat email dan nomor WA)

    Blog Archive

    Blog Archive