PTK TK 03 - PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK DINI USIA PADA PLAY GROUP PERMATA BUNDA SKB
PERKEMBANGAN
MOTORIK ANAK DINI USIA PADA
PLAY GROUP PERMATA BUNDA SKB
MOJOAGUNG JOMBANG TAHUN
PELAJARAN 2006/2007
ABSTRAK
Latar belakang pemilihan masalah dalam judul skripsi ini
adalah kurangnya perhatian terhadap anak dini usia pada pola perkembangannya,
serta ingin mengetahui perkembangan motorik anak yang sangat penting dalam
proses pembentukan anak yang dipengaruhi oleh beberapa unsur antara lain otak,
syaraf, dan otot. Perkembangan motorik ini dibahas dengan tujuan dapat
mendiskripsikan (1) Perkembangan mororik halus dan motorik kasar path anak dini
usia (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak dim usia.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dan jenis penelitian mendeskripsikan. Data dalam penelitian ini berupa
perkembangan mororik halus dan motorik kasar pada Play Group “Permata Bunda”
Mojoagung, Jombang serta orang tua dengan menggunakan penelitian populasi. Data
diperoleh dengan menggunakan teknik observasi partisipan, dokumentasi,
wawancara dan dianalisis dengan menggunakan teknik reduksi data dengan
langkah-Iangkah (1) Pengumpulan data, (2) Kiasifikasi data, (3)
Pendeskripsikan.
Hasil menunjukkan bahwa (1) Perkembangan motorik halus
dan motorik kasar anak dini usia pada Play Group “Permata Bunda” dikategorikan
baik karena dari jumlah anak yang telah diteliti sebagian besar mampu melakukan
kegiatan yang bersifat berkala, (2) Faktor yang mempengaruhi perkembangan
motorik antara lain lingkungan keluarga, karena keterkaitan keluarga sangat
diperlukan dalam proses perkembangan mororik anak. Sedangkan faktor lain adalah
hereditas baik gizi maupun pembawaan sejak lahir yang dialami anak. Saran yang
diutarakan kepada orang tua, hendaknya lebih memperhatikan perkembangan anak
serta pola asuh orang tua dituntut untuk berfikir dan berinisiatif untuk anak
tidak bersifat menunggu serta bagi Play Group, hendaknya lebih menetapkan pada
unsur pembentuk perkembangan motorik antara lain otak, syaraf, otot dan alat
permainan yang dapat merangsang perkembangan anak. Bagi peneliti selanjutnya
sebagai dasar untuk meneliti dalam bahasan yang lebih luas.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertumbuhan dari perkembangan anak
usia dini merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia
dimasa depan. Dengan demikian, untuk menyiapkan sumber daya yang berkualitas
perlu diberikan stimulus secara holistik dari proporsional kepada anak sehingga
memberikan hasil yang optimal dalam pertumbuhan dari pekembangannya. Konsep
tersebut sejalan tujuan dari pembangunan nasional yaitu membangun manusia
seutuhnya. Artinya membangun bukan saja ditujukan untuk mengejar kemajuan
fisik, melainkan membangun sumber daya manusia dalam mempersiapkan generasi
penerus yang berkualitas. Menurut Fasli Jalal (Buletin Padu,2002:9) bahwa
tantangan yang harus dijawab diantaranya dengan ketersediaan sumber daya
manusia yang sanggup menghadapi tantangan yang ada. Pengembangan sumber daya
manusia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang antara lain ditandai
oleh semakin meningkatnya mutu kehidupan bangsa dari martabat bangsa Indonesia di
tengah-tengah peradaban dunia. Secara umum permasalahan pendidikan yang sangat
mendasar masih berkisar pada belum tercapainya pemerataan dan rendahnya
kualitas hasil pendidikan.
Rendahnya kualitas hasil pendidikan
juga berdampak terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia .
Menurut laporan UNDP (United Nation
Development Program). (Buletin PADU, 2002:37) tentang Human Development Index
(UDI) pada tahun 2003 Indonesia menempati peringkat 112 dari 175 negara yang
diteliti, jauh dibawah Negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (58), Thailand
(74), bahkan juga tertinggal dari Vietnam (109), Fhilipina (25). Hal ini
sangatlah diperlukan peningkatan mutu pendidikan, sebab kemajuan suatu Negara
juga bergantung pada majunya pendidikan. Jadi, Keikutsertaan dari semua pihak
sangat diperlukan karena demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam pendidikan,
sekaligus menjawab tantangan globalisasi dari pemberlakuan otonomi daerah. Jaringan
kemitraan yang luas di setiap institusi masyarakat, mulai dari pusat sampai
tingkat grass root merupakan wujud atas keberlangsungan suatu program di
masyarakat.
Kenyataan tersebut terbukti dengan
kepedulian pemenntah terhadap pendidikan anak dini usia didukung melalui UU
Sisdiknas bagian tujuh pada pasal 28 ayat 1 menyebutkan pendidikan anak dini usia
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dari Keppres no 177 tahun
2000 yang telah berusaha membentuk Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU)
yang bertugas “menyiapkan bahan-bahan rumusan kebijakan dari standarisasi
teknis serta memberikan bimbingan teknik dari evaluasi dibidang pendidikan anak
dini usia”
Penanganan anak dini usia tidak cukup
hanya ditangani oleh satu sektor saja karena ada tiga hal utama yang berkaitan
dengan perkembangan dari pertumbuhan anak dini usia yaitu: (1) Pendidikan,
adalah salah satu elemen terpenting dalam kehidupan secara umum diakui bahwa
tingkat pendidikan seseorang merupakan indikator tingkat kemampuan berfikimya.
Begitu vitalnya pendidikan dalam kehidupan manusia sehingga tidak salah jika
ada yang berpendapat pendidikan memasuki kehidupan manusia mulai saat dalam
kandungan hingga akhir hayatnya yang pada akhimya memunculkan konsep pendidikan
seumur hidup (life long education). (2) Gizi dari kesehatan , dijabarkan dalam
bentuk peningkatan kemampuan intelektual dari prosuktivitas kerja. Pembenan
gizi yang baik sangat penting bagi tumbuh kembangnya pada setiap periode
pertumbuhan mulai dari masa konsepsi sampai lahir dari seterusnya (Buletin
PADU, 2002:13), ketiga aspek tersebut merupakan pilar perkembangan anak dini
usia. Sosialisasi PADU tidak hanya ditangani melalui pendidikan formal saja,
melainkan keikutsertaan masyarakat sangat berarti. Pembukaaan sarana belajar
seperti play group (untuk tumbuh kembang hubungan dari daya kreatifitas dan juga
melatih daya motorik anak.
Penyelenggaraan pendidikan anak dini
usia dilandasi oleh filosofi demi kepentingan terbaik untuk anak dengan
betul-betul memahami karakteristik, cara belajar mengajar, lingkungan belajar
yang ideal. Pada masa seperti ini juga adanya tantangan hebat yang mendunia, maka
generasi baru yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia juga memiliki
karakteristik yang berbeda dengan masa lampau. Beberapa karakteristik generasi
baru Indonesia
adalah memiliki daya kompetensi yang tinggi, kemampuan adaptasi yang baik , dan
memegang nilai-nilai dasar yang sudah dimiliki bangsa Indonesia .
Begitu juga dalam proses belajar
mengajar hendaknya disesuaikan dengan kurikulum berbasis kompetensi, dalam arti
anak lebih peran aktif dalam proses belajar. Diciptakan lingkungan yang kurang
nyaman atau terlalu ramai maka anak dalam menerima pembelajaran kurang efektif.
Pola perkembangan yang tepat merupakan
dasar untuk memahami anak. Tujuan perubahan perkembangan adalah realisasi diri atau
pencapaian kemampuan genetik, dari dapat meningkatkan aspek perkembangan anak
antara lain: Fisik, perkembangan motorik, perkembangan bicara, emosi,
perkembangan sosial, perkembangan bermain, kreatifitas, perkembangan
pengertian, moral, minat, perkembangan peran sex, kepribadian, perkembangan
fisik otak, perkembangan intelektual, perkembangan bahasa, perkembangan
hubungan sosial keluarga.
Perkembangan-perkembangan tersebut
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan anak. Dari sini
perkembangan motorik sangat ditentukan oleh unsur-unsur syaraf, otot dari otak.
Ketiga unsur tersebut melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi
positif, artinya unsur-unsur yang berkaitan, saling menunjang, saling
melengkapi, dengan unsur lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih
sempurna. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga
menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak
kurang terampil menggerak gerakkan tubuhnya.
Perkembangan motorik tidak saja
mencakup berjalan, berlan, melompat, naik roda tiga, mendorong, menarik,
memutar, namun juga melibatkan hal-hal seperti menggambar, mencatat, mencoret
dari kegiatan lain. Keterampilan motorik berkembang pesat pada usia dini.
Kemampuan keseimbangan membuat anak
mencoba berbagai kegiatan dengan keyakinan yang besar akan keterampilan yang
dimilikinya. Anak mampu memanipulasi objek kecil seperti potongan puzzle. Maka
juga bisa menggunakan balok-balok dalam berbagai ukuran dari bentuk.
Anak usia lima tahun belajar permainan lebih melibatkan
ketrampilan motorik. Anak suka sekali masuk dari keluar kotak besar, dibawah
meja, bersembunyi dari sesuatu. Kegiatan ini menggunakan bola, permainan atau
orang. Anak amat menyukai gerakan-gerakan yang membangkitkan semangat. Untuk
itu mereka tidak butuh berlama-lama. Sehingga yang cocok usia ini permainan
yang merangsang kegemaran mereka akan gerakan-gerakan bukan permainan kompetisi
(Reni 2001:7)
Berdasarkan latar belakang di atas
maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas tentang perkembangan motorik
anak dengan mengambil judul “Perkembangan
Motorik Anak Dini Usia pada Play Group Permata Bunda SKB Mojoagung Jombang
Tahun Ajaran 2006/2007”.
Untuk mendapatkan
file PTK / Skripsi / Thesis lengkap
dalam
format Ms. Word.
Hubungi
: 085728916006
0 komentar:
Posting Komentar