SD 040 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING SEKOLAH DASAR
UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VI DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KWARASAN
ABSTRAK
____________ Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VI Dengan Model
Pembelajaran Quantum Teaching Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan, 2009. Skripsi S1.
Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan peningkatan kualitas satuan
pendidikan pasca kebijakan desentralisasi pendidikan yang dikembangkan
di Indonesia. Model Quantum Teaching merupakan model pembelajaran modern baru yang memiliki berbagai kelebihan yang menguntungkan proses pembelajaran. Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengetahui proses pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching
untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 01 Kwarasan pada bidang studi
IPA, 2) Mengetahui prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri
01 Kwarasan selama proses pelaksanaan model pembelajaran Quantum
Teaching.
Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan
prosedur dua siklus. Metode penelitian adalah kuantitatif yang digunakan
untuk menjawab rumusan masalah signifikansi peningkatan prestasi siswa
dalam pelaksanaan model QuantumTeacing. Metode kuantitatif yang digunakan adalah dengan statistik uji t (t-test).
Pengambilan data dilakukan dengan populatif sampling yaitu menjadikan
semua anggota populasi sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, dokumentasi,dan test pengukuran prestasi
belajar siswa.
Hasil penelitian adalah: 1) Pelaksanaan quantum teaching
dilakukan dengan langkah-langkah a) Penerapan asas TANDUR, b)
Pelaksanan prinsip AMBAK, c) mengorkestrasi konteks yang dilakukan
dengan (1) Menciptakan suasana memberdayakan dan (2) Menciptakan lingkungan yang mendukung, d) Mengorkestrasi rancangan yang dilakukan dengan (1) Optimalisasi modalitas V-A-K, dan (2) segmentasi materi, e) Mengorkestrasi isi yang dilakukan dengan (1) Presentasi yang prima dan (2) Fasilitasi yang elegan;
2) Terdapat peningkatan prestasi belajar yang signifikan pada
signifikansi 5% dibandingkan dengan saat dilaksanakannya pembelajaran
dengan model ekspositori. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hasil
perhitungan dengan t-test sebesar 16,673 yang lebih besar dari niali t tabel yaitu sebesar 2,45.
Kata Kunci: prestasi belajar, model Quantum Teaching.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, terlihat bahwa paradigma baru pendidikan memberikan keluwesan pada pihak-pihak terkait (stakeholders)
dan masyarakat untuk turut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan
sekolah yang bersifat otonomis dengan tetap mengacu pada kerangka dasar
yang diberikan pemerintah pusat. Sementara itu, kondisi negara Indonesia
saat ini adalah dilanda krisis politik, krisis ekonomi, hukum,
kebudayaan, yang secara serempak membentuk krisis multi dimensional.
Menurut Tilaar (2004: 9) aspek pendidikan adalah unsur yang kuat dalam
membentuk budaya bangsa, sistem hukum, dan kepemerintahan yang pada
akhirnya akan menjadi modal dasar dalam penyelesaian krisis multidimensi
di Indonesia. Dengan demikian, maka saat ini dituntut adanya
peningkatan, pengembangan, dan pemberdayaan pendidikan dalam konteks
yang luas, dalam rangka mencapai tujuan UUD 45, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
guna meningkatkan output pendidikan, yang salah satunya dapat dilakukan
dengan upaya pemilihan model pembelajaran yang dianggap paling sesuai
dengan kondisi siswa dan SDM pendidik serta memiliki kemampuan
memberikan hasil yang maksimal.
Tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah juga sebagai respon atas perkembangan
dunia global terus maju pesat dan mengalami modernisasi, yang
dipelopori dengan pengembangan-pengembangan keilmuan di berbagai bidang,
sistem perekonomian global,
sistem politik, dan perkembangan yang sangat cepat pada sistem
pendidikan di negara-negara maju seperti negara-negara Eropa dan
Amerika. Dengan demikian, maka
persaingan semakin ketat dalam berbagai aspek kehidupan.
Instansi-instansi internasional mulai masuk secara bebas ke Indonesia.
Kondisi ini seharusnya merupakan motivasi bagi bangsa Indonesia untuk
meningkatkan mutu persaingan. Peningkatan mutu persaingan dapat
diartikan sebagai peningkatan kualitas individu yang mampu menghasilkan
hasil karya yang diperoleh dari kompetisi tersebut (Tilaar, 2004: 15).
Apabila dikaji lebih dalam, maka peningkatan kompetisi dihasilkan oleh
pendidikan yang kondusif bagi lahirnya individu-individu yang
kompetitif, dalam arti positif.
Didukung
dengan sistem otonomi pendidikan yang mulai dikembangkan di Indonesia
dengan didasari Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003, maka peningkatan
mutu pendidikan sangat diperlukan setiap satuan pendidikan yang dibangun
dengan misi mencerdaskan kehidupan bangsa dan menumbuhkan kreatifitas
dan inovasi siswa. Dengan
demikian, manajemen mutu pendidikan di sekolah dalam rangka membentuk
sistem pengajaran yang profesional dan berdaya saing merupakan suatu
tuntutan yang mutlak harus dipenuhi bagi dunia pendidikan di sekolah.
Menurut
Kusumowardani (2007: 2) selama ini upaya pemerintah guna meningkatkan
mutu pendidikan masih terfokus pada sistem manajemen sekolah dalam aspek
yang masih umum dan pada pada sistem kurikulum satuan pendidikan.
Perbaikan sistem manajemen pendidikan dilakukan melalui otonomi
pendidikan, yaitu dengan mengembangkan kebijakan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), dimana pengelolaan manajemen dilakukan berdasarkan sistem
desentralisasi yang ditandai dengan otonomi yang luas ditingkat
sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi, dan dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional (Bappenas dan Bank Dunia, 1999 dalam
Kusumowardani 2007: 2). Hal ini diimplementasikan dengan munculnya
kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai perwujudan
otonomi pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah
sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP diberlakukan di
Indonesia mulai tahun ajaran 2006/2007, menggantikan Kurikulum 2004
(Kurikulum Berbasis Kompetensi). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Konsep
umum dari pemerintah tersebut belum dikembangkan sampai menyentuh pada
kerangka teknis tentang bagaimana merencanakan suatu sistem pendidikan
ataupun merencanakan model pembelajaran yang strategis. Guna mencapai
tujuan pendidikan yang lebih baik, maka diperlukan suatu kegiatan teknis
yang pada akhirnya mampu untuk meningkatkan kualitas siswa
(Kusumowardani, 2007: 2).
Terkait
dengan tuntutan dunia pendidikan untuk menghasilkan output yang berdaya
saing guna membantu penyelesaian krisis multidimensional di Indonesia
serta untuk menindaklanjuti upaya pemerintah dalam memajukan sistem
pendidikan yang belum sampai menyentuh pada aspek teknis sehingga
membutuhkan tanggapan dari SDM pendidikan di tingkat satuan pendidikan
tersebut, maka diperlukan upaya penelitian tentang model pembelajaran
yang merupakan bagian dari aspek teknis dalam konsep pembelajaran. Salah
satu model pembelajaran yang masih baru dan belum banyak dikembangkan
di dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah model Quantum Teaching.
Istilah Quantum pada awalnya berasal dari bidang Fisika yang bermakna sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya (Kusumowardani, 2007: 3). Quantum Teaching yaitu orkestrasi bermacam-macam elemen yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar (dalam Quantum dipandang sebagai energi) untuk menghasilkan kemampuan belajar yang besar (dalam Quantum dipandang
sebagai cahaya). Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar
efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat
alamiah siswa menjadi cahaya pengetahuan yang akan bermanfaat bagi
mereka sendiri dan bagi orang lain. Quantum Teaching menguraikan
cara-cara baru yang memudahkan proses belajar guru lewat pemaduan seni
dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apa pun mata pelajaran yang
diajarkan. Dengan menggunakan model Quantum Teaching, guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum Teaching menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching
berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang
mendirikan landasan dan kerangka belajar (Psychemate, 2007: 1). Quantum Teaching
merangkaikan hal-hal yang baik menjadi sebuah paket multisensori, multi
kecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kemampuan guru untuk dapat merangsang anak untuk
berprestasi. Cara ini diyakini akan dapat memaksimalkan usaha pengajaran
guru melalui perkembangan hubungan, penggubahan belajar, dan
penyampaian kurikulum serta menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.
Bidang
studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bidang studi yang dianggap
cukup sulit bagi siswa oleh karena bidang ini memerlukan logika alamiah
dan memadukan berbagai komponen alam yang riil ke dalam satu kesatuan
materi pembelajaran. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan,
ditemukan bahwa minat belajar dan prestasi belajar IPA siswa kelas VI Sekolah dasar negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten perlu ditingkatkan. Terdapat sekitar 35% siswa kurang berminat terhadap bidang studi ini, disamping prestasi
belajar rata-rata siswa masih kurang. Berdasarkan hasil survay
pendahuluan ini, maka diperlukan model pembelajaran yang mampu
meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa secara signifikan.
Atas dasar hal-hal yang telah diuraikan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas VI Dengan Model Quantum
Teaching SD Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Model Quantum Teaching
sebagai model pembelajaran yang masih baru memiliki langkah-langkah
khusus yang perlu disesuaikan dengan kondisi siswa dan SDM pendidik di
sekolah untuk benar-benar menghasilkan peningkatan, baik pada minat
belajar siswa maupun pada prestasi belajar siswa dalam bidang studi Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
2. Pelaksanaan model Quantum Teaching yang mengorkestrasi (memadukan dan menata) berbagai komponen alam dan situasi pembelajaran (dalam Quantum
dipandang sebagai energi) akan memberikan berbagai kendala yang muncul
akibat kondisi yang mungkin belum mampu mendukung pelaksanaan model
pembelajaran secara utuh.
C. Pembatasan Masalah
Lingkup penelitian yang dilaksanakan terbatas pada cara pelaksanaan model Quantum Teaching
untuk bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa kelas VI Sekolah
Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Kabupaten Klaten, aspek kendala yang
muncul, serta pada kemampuan model Quantum Teaching dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
- Bagaimana pelaksanaan model Quantum Teaching untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten pada bidang studi IPA?
- Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten dengan model Quantum Teaching?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
- Proses pelaksanaan model Quantum Teaching untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten pada bidang studi IPA.
- Peningkatan Prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten dengan model Quantum Teaching.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dua aspek sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Untuk
menambah khasanah pengetahuan dalam bidang kependidikan, akhususnya
yang berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran di tingkat sekolah
dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengajar
Memberikan pemahaman tentang teknis pelaksanaan model Quantum Teaching
untuk siswa tingkat sekolah dasar atau untuk referensi pelaksanaan
model pembelajaran serupa di berbagai tempat dengan sedikit upaya
penyesuaian dengan kondisi satuan pendidikan yang ada.
b. Bagi siswa
1) Siswa memperoleh suasana pembelajaran yang menyenangkan
2) Siswa memperoleh manfaat dari pelaksanaan model Quantum Teaching yang efektif dan berhasil guna sehingga kualitas siswa dapat meningkat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: KAIFA.
---------------. 2000. Quantum Business: Membiasakan Bisnis secara Etis dan Sehat. Bandung: KAIFA.
DePorter, Bobbi, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie. 2001. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: KAIFA.
Dryden, Gordon dan Jeanette Vos. 1999. The Learning Revolution: To Change the Way the World Learns. Selandia Baru: The Learning Web.
E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda.
Maknum, H.A. Syamsudin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook. New York: McGraw-Hill.
Mudhofir. 1987. Teknologi Instruksional. Bandung: Remadja Karya.
Purwanto, M. Ngalim. 1998. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Psychemate. 2007. Quantum Teaching. www.psychemate.blogspot.com (diakses 26 Desember 2007).
Tilaar. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Step to Teach Any Subject. Massachusetts: A Simon and Schuster Company.
Skinner (1958), Teaching and Learning Theory. NewYork: McGraw Hill. Inc.
Sumarni, Siti. 2007. Reorientasi Paradigma Pembelajaran. www.pikiran-rakyat.com (diakses pada 26 Desember 2007).
Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word), hubungi : 0857 2891 6006
0 komentar:
Posting Komentar