PTS 041 PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN RPP BERKARAKTER
PELAKSANAAN
SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGEMBANGKAN RPP BERKARAKTER
DI GUGUS II .................. UPTD DIKPORA KECAMATAN .................. SEMESTER
I TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ABSTRAK
Tujuan dari
dilaksanakannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui hal-hal
sebagai berikut: (1)
Peningkatan aktivitas supervisi
akademik di gugus II .................. UPTD Dikpora
Kecamatan .................. tahun pelajaran
2010/2011; (2) Peningkatan kemampuan
guru dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa
di gugus II .................. UPTD Dikpora
Kecamatan .................. tahun pelajaran
2010/2011.
Lokasi penelitian adalah
gugus II .................. UPTD
Dikpora Kecamatan .................. Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Wonogiri. Penenilitian ini
merupakan penelitian tindakan
sekolah, yaitu penelitian yang
dilakukan untuk menemukan
proses tpenyelenggaraan pendidikan yang
paling seuai dengan
kondisi sekolah. Penelitian dilakukan
dengan dua siklus,
yaitu siklus I dan II.
Analisis data dilakukan
dengan metode kualitatif. Subyek
penelitian adalah guru
dan kepala sekolah.
Berdasarkan atas hasil penbelitian tindakan
sekolah yang dilakuakn, dapat
dibuat kesimpulan sebagai
berikut: (1) Pelaksanaan supervisi
akademik yang berfokus
pada masalah peningkatan keamampuan guru
dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran, khususnya
pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa,
mengalami peningkatan; (2)
Terjadi peningkatan kemampuan
guru dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran, khususnya
pada pendekatan yang
berpusat pada siswa.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan memiliki
fungsi untuk membangun
peserta didik menjadi
manusia yang beriman
dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, kreatif
mandiri. Sejak awal
tahun 1980-an yakni
ketika kebutuhan hidup
masyarakat mulai mudah
diperoleh dibandingkan masa
secara tegas untuk
mulai membangun pendidikan secara
terencana.
Berdasarkan sejarah
peradaban berbagai bangsa,
menunjukkan bahwa negara-negara yang
bersedia menempatkan prioritas
penting sektor pendidikan dalam
proses pembangunan bangsanya, saat
ini sudah menjadi
negara yang berada
dalam keadaan yang
makmur dan menguasai
berbagai macam ragam
ilmu pengetahuan dan
teknologi yaitu Negara
Amerika Serikat, Eropa
Barat, Kanada, dan
Jepang. Negara-negara ini
pada awalnya pembangunan bangsanya
menempatkan pendidikan pada
tingkat prioritas yang
tinggi, hal itu
dilakukan karena mereka
kakin bahwa hanya
dengan melalui proses
dan pembangunan sektor
pendidikan secara berkesinambungan, peningkatan kualitas
pendidikan dilakukan secara
signifikan (Masbid, 2010:
2). Kualitas pendidikan pada
gilirannya akan jauh
lebih penting jika
dibandingkan dengan pembangunan sarana
fisik maupun sumber
daya alam yang
tersedia di masing-masing daerah maupun negara.
Pendidikan merupakan pilar
peningkatan sumber daya
saing suatu bangsa.
Memperhatikan arti
penting pendidikan tidak
dapat dilepaskan dari
arti penting guru
dalam dunia pendidikan. Guru
merupakan seorang pendidik
sekaligus pengajar yang
dituntut secara langsung
berinteraksi dengan siswa.
Guru bahkan sering
dijadikan tokoh teladan
di lingkungan sekolah
maupun di luar
lingkungan sekolah, atau
untuk beberapa orang
sosok seorang guru
dijadikan tokoh identifikasi diri.
Guru merupakan penanggung jawab
proses belajar mengajar
yang berlangsung di
dalam kelas. Selain
itu, guru memiliki
peranan yang sangat
penting dalam menentukan kualitas
dan kuantitas pengajaran yang
dilaksanakannya.
Keberhasilan tujuan
pendidikan tidak terlepas
peran serta seorang
guru. Hamalik (2004)
menjelaskan bahwa guru
adalah suatu jabatan
professional, yang memiliki
peranan dan kompetensi professional. Sebab
guru yang berkompeten akan
lebih mampu menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, menyenangkan dan
akan lebih mampu
mengelola kelasnya, sehingga
belajar para siswanya
berada pada tingkat
optimal.
Hasil belajar
merupakan salah satu
indicator guru yang
berkompeten. Slameto (2003)
menyatakan bahwa prestasi
belajar sebagai penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dinyatakan dengan
nilai test atau
angka yang diberikan
guru. Hasil belajar
siswa adalah kemampuan
yang dicapai siswa
setelah proses belajar
mengajar berlangsung dalam
satu tahapan pembelajaran tertentu.
Jadi prinsipnya, hasil
belajar diperoleh karena
adanya proses belajar
dan mengajar.
Suatu hasil
belajar dapat dicapai
jika kompetensi seorang
guru juga berada
pada level yang
kompeten. Banyak penelitian yang
mengatakan bahwa antara
hasil belajar dengan
kompetensi seorang guru
memiliki hubungan yang
positif, artinya antara
keduanya sejalan. Untuk
mendapatkan hasil belajar
yang baik dibutuhkan kompetensi guru
yang baik pula,
demikian sebaliknya.
Kompetensi sendiri
merupakan pemilikan penguasaan keterampilan dan
kemampuan yang dituntut
olh jabatan seseorang. Seorang
calon guru harus
menguasai kompetensi guru
dan harus mengikuti
pendidikan khusus profesi
guru. Kompetensi keguruan
menunjukkan kualitas dan
kuantitas layanan pendidikan oleh
guru yang bersangkutan secara
terstandar. Guru akan
mampu melaksanakan tanggung
jawabnya apabila ia
memiliki berbagai kemampuan
yang relevan dengan
tuhas dan tanggung
jawab tersebut (Sudjana, 2002).
Menurut Sudjana
(2002), salah satu
kompetensi guru yang
penting adalah kompetensi perilaku
atau performance artinya
kemampuan guru dalam
berbagai keterampilan atau
berperilaku, seperti keterampilan mengajar,
membimbing, menilai, menggunakan alat
bantu pengajaran, berkomunikasi dengan
siswa, keterampilan menyusun
persiapan atau perencanaan mengajar.
Terkait dengan kompetensi ini,
terlihat masih muncul
berbagai kendala dimana
masih banyak guru
yang belum mampu
mengembangkan atau menyusun
perencanaan pembelajaran. Dalam
rangka mengimplementasikan pogram
pembelajaran yang sudah
dituangkan di dalam
silabus, guru harus
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP merupakan pegangan
bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran baik
di kelas, laboratorium, dan/atau
lapangan untuk setiap
Kompetensi dasar. Oleh
karena itu, apa
yang tertuang di
dalam RPP memuat
hal-hal yang langsung
berkait dengan aktivitas
pembelajaran dalam upaya
pencapaian penguasaan suatu
Kompetensi Dasar.
Berdasarkan hasil
observasi awal di
wilayah Gugus II
RA Kartini UPTD
Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta, masih
terdapat sekitar 30%
guru yang belum
mampu mengembangkan RPP
berkarakter dengan baik.
Pengembangan atau penyusunan RPP
berkarakter masih banyak
dilakukan dengan mencontoh
dari sekolah atau
dari guru lainnya,
dan bukan berdasarkan rancangan
sendiri yang disesuaikan dengan
panduan dari BSNP
dan dikembangkan dengan
analisis kebutuhan dan
keunggulan yang diharapkan. Sebagai
contoh, dalam menetapkan strategi
pembelajaran yang dituangkan dalam
RPP, guru tidak
melakukannya berdasarkan analisis
yang mantap, dimana
strategi pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan
kondisi siswa, guru,
dan diperhitungkan dari
segi efektivitasnya mendukung
ketercapaia tujuan pembelajaran. Sebagai
dampaknya adalah muncul
berbagai hambatan dalam
mencapai daya saing
program-program pendidikan yang
disusun berdasarka perencanaan yang
instran dan tidak
mantap.
Mensikapi kondisi
tersebut, maka diperlukan adanya
program supervisi akademik
yang mampu menyelesaikan masalah
yang dialami guru,
sehingga diharapkan tujuan
pendidikan di seolah
akan tercapai dengan
baik.
Daresh (1989)
menjelaskan bahwa supervisi
akademik merupakan upaya
membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai
tujuan pembelajaran. Dengan
demikian, esensi supervisi
akademik itu sama
sekali bukan menilai
unjuk kerja guru
dalam mengelola proses
pembelajaran, melainkan membantu
guru mengembangkan kemampuan
profesionalismenya.
Berdasarkan hal-hal
yang telah diuraikan, maka
dirasa perlu untuk
dilakukan penelitian tentang
“Pelaksanaan Supervisi
Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi Guru
dalam Mengembangkan RPP
Berkarakter di Gugus
II RA Kartini
UPTD Dikpora Kecamatan
Banjarsari Surakarta Semester
I Tahun Pelajaran
2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan atas
latar belakang masalah
yang telah diuraikan, dapat
diidentifikasi adanya permasalahan sebagai
berikut:
1.
Masih terdapat 30%
guru di gugus
II RA Kartini
UPTD Dikpora Kecamatan
Banjarsari Surakarta yang
beleum mampu mengembangkan atau
menusun RPP berkarakter dengan
baik.
2.
Muncul berbagai hambatan
yang dialami sekolah-sekolah dasar
di gugus II
RA Kartini UPTD
Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta
dalam mencapai daya
saing program-program pendidikan yang
disusun berdasarka perencanaan yang
instran dan tidak
mantap.
C. Ruang
Lingkup Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini
dikembangkan sebatas pada
masalah langkah-langkah pelaksanaan supervisi
akademik oleh pengawas
sekolah di Gugus
II RA Kartini
UPTD Dikpora Kecamatan
Banjarsari Surakarta Semester
I Tahun Pelajaran
2011/2012 untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam mengembangkan RPP
berkarakter.
D. Rumusan
Masalah
Berdasarkan atas
latar belakang masalah
dan identifikasi masalah
yang telah diuraikan, dibuat
rumusan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan supervisi
akademik untuk meningkatkan kompetensi guru
di Gugus II
RA Kartini UPTD
Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta
Semester I Tahun
Pelajaran 2011/2012 dalam
mengembangkan RPP berkarakter?
2. Apakah terjadi
peningkatan kemampuan guru
di Gugus II
RA Kartini UPTD
Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta
Semester I Tahun
Pelajaran 2011/2012 dalam
mengembangkan RPP berkarakter?
E. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan
dari dilaksanakannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui hal-hal
sebagai berikut:
1. Langkah pelaksanaan supervisi
akademik untuk meningkatkan kompetensi guru
di Gugus II
RA Kartini UPTD
Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta
Semester I Tahun
Pelajaran 2011/2012 dalam
mengembangkan RPP berkarakter.
2. Besarnya peningkatan kemampuan
guru di Gugus
II RA Kartini
UPTD Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta
Semester I Tahun
Pelajaran 2011/2012 dalam
mengembangkan RPP berkarakter.
F. Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam
dua aspek sebagai
berikut:
1.
Aspek Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat
meningkatkan khasanah pengetahuan dalam
bidang supervisi pendidikan untuk
meningkatkan kompetensi guru
di sekolah.
2.
Aspek Praktis
a.
Untuk Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan masukan tentang
strategi peningkatan kompetensi guru
di sekolah melalui
pengembangan supervisi akademik.
b.
Bagi Guru
Hasil
penelitian diharapkan dapat
memberikan masukan pada
guru tentang prosedur
pengembangan RPP berkarakter yang
benar-benar sesuai dengan
acuan yang telah
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Soripada. 2007. Konsep Sekolah
Model dan Intrumen
Verifikasi Sekolah Model
SMA. www.psb-psma.org diakses
pada 25 Juli
2009.
Blumberg, Hansen. 1974.
The Human
Side Of Relationships Between
Supervisors And Teachers
To Understand Their
Interactions. Human Resource
Journal Vol 11.
January, 1974
Vincent Gaspersz. 2000.
Manajemen Produktivitas Total. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Kusnan. 2009. Urgensi Supervisi
Akademik Bagi Dosen
Di Institusi Pendidikan Tinggi. http://pendidikantinggi.hostei.com/produk/1-kusnan.pdf
Igneel. 2009. Supervisi Pendidikan. http://dikot.blogspot.com/2009/11/supervisi-pendidikan.html. Diakses
pada 25 Juli
2009
Sahertian, Piet A.
Konsep Dasar dan
Teknik Supervisi Pendidikan : Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta, 2000.
Syaiful Sagala. 2010.
Supervisi Pembelajaran dalam
Profesi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Ngalim Purwanto. 2009.
Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
H.A. Syamsudin Makmun.
2005. Psikologi Kependidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Suharsimi Arikunto. 1997.
Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta
Budiyono. 2007. Motede Statistik
untuk Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung:
Tarsito
Herman R. Soetisna.
2007. Pengukuran Produktivitas. Bandung:
Laboratorium PSK&E TI-ITB
Komarudin. 2004. Manajemen Pengawasan Kualitas
Terpadu. Jakarta: Rajawali,
Gomes, Faustino Cardoso.
2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: Andi
offset.
Puslitjaknov, 2008. MetodePenelitian Pengembangan. Jakarta:
Depdiknas
Sinungan, Muchdarsyah. 2003.
Produktivitas, Apa
dan Bagaimana. Jakarta:
Bumi Aksara.
H.A.R Tilaar. 1999.
ParadigmaBaru Pendidikan Nasional. Jakarta:
Rineka Cipta
Bogdan, R..C.
& Biklen, S.K.
1982. Qualitative Research
for Education. Boston:Allyn &
Bacon Inc.
Danim, Sudarwan.
2002. Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.
Danim, Sudarwan.
2010. Kepemimpinan Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Depdiknas. 2001.
Kurikulum Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdiknas.
Dediknas. 2003.
Undang-Undang R I Nomor 20
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: Citra Umbara.
Supriadi, D.
2000. Reformasi Pendidikan Dalam
Konteks Otonomi Daerah.
Yogyakarta: Adicita.
Depdiknas. 2004.
Pola Pembinaan Sistem
Pendidikan Tenaga Kependidikan PGSD.
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2005.
Undang-Undang RI Nomor
14 Tentang Guru
Dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006.
Standar Kompetensi Guru
Kelas SD/MI Lulusan
S 1 PGSD.
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas.2008. StanPembangunan Pendidkan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Goetz, J.P.
& Comte, LMD.
1984. Ethnography and
Qualitative Design And
Educational Research. New
York: Academy Press
Inc.
Hasan, S.H.
2004. Kurikulum dan
Tujuan Pendidikan. Bandung: Pasca
Sarjana UPI.
Hatten, K.J.
& Rosenthal, S.R.
2001. Reaching for
the Knowledge Edge.
New York: Amrican
Management Association.
Manisera, Marica., Dusseldrp, E.,
and Kooij, A.J.
Van. 2005. Component Structure
of Job Satisfaction Based
on Herzberg’s Theory. Italy:
Leiden University
Sukmadinata, Nana Saodih,2009. Landasan Psikologi
Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Untuk mendapatkan file
lengkap (Ms.Word/pdf)
hubungi : 0857
2891 6006
0 komentar:
Posting Komentar